Aksi 112 Berjalan Aman dan Damai, GNPF MUI : Waspadai Adu Domba Antara Umat Islam dengan Pemerintah

919

tobasatu.com | Acara Tausyiyah dan Doa untuk Keselamatan Bangsa atau Aksi 112 di Masjid Istiqlal, Jakarta, Sabtu (11/2/2017) berlangsung aman dan damai. Gerakan Nasional Pengawal Fatwa Majelis Ulama Indonesia (GNPF MUI) mengingatkan agar mewaspadai adu domba antara umat Islam dengan Pemerintah.

Demikian disampaikan oleh Imam Besar Front Pembela Islam (FPI) sekaligus Ketua Dewan Pembina GNPF MUI, Habieb Rizieq Syihab. Dalam pidatonya, Habib Rizieq yang juga sebagai penutup acara ini sekaligus mengingatkan umat Islam untuk tidak lengah dengan musuh Islam termasuk dengan kasus penodaan agama oleh Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok.

“Saya ingin ingatkan umat Islam yang ikut acara ini, bahwa kita harus terus menerus dan tidak boleh berhenti menguatkan ukhuwah islamiyah di antara umat Islam Indonesia saat ini. Kita tidak boleh bercerai berai membela kalimah Allah dan membela agama Allah dan bangsa kita,” kata Habib Rizieq.

Ia mengatakan berbagai aksi bela Islam yang telah digelar sejak pertama hingga kemarin 212, termasuk 112 tidak lain dan bukan hanya digelar untuk mencari ridho Allah. “Apapun resikonya kita tak peduli karena kita hanya mencari ridho Allah,” sebutnya.

Kepada pemerintah, ia ingin mengingatkan jangan sekali kali aksi bela islam dipahami anti NKRI, anti Bhinneka Tunggal Ika, anti Pancasila. “Demi Allah kami cinta NKRI, cinta kebhinnekaan dan cinta Pancasila,” tegas Rizieq.

Karena itu, ia bersyukur kemarin dirinya bersama pimpinan GNPF MUI telah bertemu Menkopolhukam Wiranto untuk berdialog dan menyamakan pemahaman. Walaupun Wiranto sempat dijadwal akan hadir di acara ini, Rizieq berharap kesalahpahaman antara pemerintah dengan ulama dan umat Islam ini tidak terjadi lagi.

Karena ia dan GNPF MUI menyadari ada gerakan gerakan yang ingin mengadu domba dengan pemerintah. Sehingga yang ada dipikiran pemerintah kita harus dipukul dan digebuk, seolah olah kita harus ditakuti.

BACA JUGA  Habib Rizieq Tunda Kepulangannya ke Indonesia, Ini Alasannya

Karenanya perkuat komunikasi dan dialog antara umara dan ulama serta umat Islam. Jangan kriminalisasi dan rekayasa kasus ulama dan habaib. “Kalau komunikasi ini kuat kita ingin lihat musuh musuh islam keluar dari sarangnya. Siapa selama ini yg berusaha menjauhkan ulama dengan pemerintah,” tandas Habib Rizieq. (ts-04)