tobasatu | Sebelum merintis karirnya seperti sekarang, Fahrus Rozie bekerja sebagai tukang cat biasa di Berastagi, Kab Karo. Beberapa tahun bergelut dengan dunia cat, pria yang akrab disapa Uzie ini memutuskan berhenti, dan memutuskan membuka bengkel cat sepeda motor di kawasan Jl Kolam Ujung, pada tahun 2011.
Tapi, selama bekerja disana, ia pun terbilang nekat karena sering mencoba mengecat motor teman-temannya termasuk vespa. Uniknya, jasa pengecatannya tidak dikenai tarif. Karena tujuannya buat memperdalam seni pengecatan, sebab ia masih pensaran bagaimana mebuat keindahan dengan cat.
Setelah dirasa sudah cukup menguasai teknik pengecatan dan airbrush, barulah dia memberanikan diri memasang tarif atas jasanya. Seperti biasa, awalnya konsumen berasal dari teman-temannya. Maka itu, tarifnya pun alakadarnya.
Usaha yang dibangunya dari bawah itu berangsur naik. Namanya semakin dikenal untuk kalangan airbrusher di Tanah Karo. Tapi impian untuk menjadi salah satu bengkel cat dan airbrush besar kandas, tahun 2012 bengkel miliknya terbakar hebat.
Tak satu barangpun berhasil diselamatkan. Sempat drop dengan hal itu, Uzie bangkit setelah teman-temanya memberi suport. Berbekal dana seadanya, Uzie kembali membangun bengkel di kawasan Jl Kolam, Gang Teladan, Berastagi.
Keyakinan membuat pria ini maju. Dengan bendera rumah cat GAR45i paintwork berhasil mewujudkan mimpi itu. Yang bikin beda dengan bengkel airbrush lain, Uzie ogah mendesain motifnya menggunakan komputer. Tapi, mengandalkan goresan tangannya sendiri.
“Menggunakan komputer memang lebih cepat, tapi tidak ada kepuasan,” ungkapnya pria yang airbrushnya layak ikut kontes itu. Sudah ratusan hasil tangan dinginya, kebanyakan vespa yang memang harus didandani hingga kesan tuanya menjadi lebih indah.
Kini ia sudah memiliki tarif. “Kebanyakan sih vespa yang masuk ke sini. Untuk vespa Rp2 juta. Untuk sepeda motor lain lebih murah. Untuk airbrush tergantung minat pemilik kendaraan,” tutup Uzie. (05)