Bisnis

OJK Sumut Diminta Fokus Awasi Bank Syariah

14
×

OJK Sumut Diminta Fokus Awasi Bank Syariah

Share this article

tobasatu |Gubernur Sumatera Utara (Gubsu) H Gatot Pujo Nugroho berharap kepada Kepala Otoritas Jasa Keuangan (OJK) yang baru Ahmad Soekro melakukan supervisi untuk industri jasa keuangan, lembaga keuangan (LK) dan perbankan di Sumatera Utara (Sumut).

Hal itu dikatakannya dalam acara Serah terima jabatan Kepala Regional 5 Sumatera Otoritas Jasa Keuangan di Gedung Bank Indonesia (BI) Medan, Kamis (5/2). Selain itu, kata Gubsu, diharapkan juga agar OJK wilayah Sumater fokus terhadap pengawasan perbankan syariah.

“OJK yang merupakan gabungan dari Bank Indonesia, Bapepam-LK menjadikan kekuatan baru dalam hal pengawasan terhadap industri jasa keuangan dan perbankan,” katanya.

Pelantikan tersebut dilakukan oleh Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Muliaman D Hadad yang melantik Ahmad Soekro Tratmono sebagai Kepala Regional 5 Sumatera yang baru menggantikan Ahmad Fauzi dihadapan Gubsu H Gatot Pujo Nugroho. Setelah serah terima jabatan (sertijab) ini, selanjutnya Achmad Fauzie akan memangku jabatan sebagai Advisor Koordinator Pengawasan Lembaga Jasa Keuangan Wilayah Timur.

Gubsu juga berpesan soal direksi PT Bank Sumut yang hingga kini prosesnya masih berada di OJK. Ia mengatakan telah mengajaukan nama calon direksi ke OJK. Kekosongan direksi PT Bank Sumut sendiri, katanya, sudah berlangsung lama. “Kita tunggu direksi Bank Sumut, karena sudah lama diproses. Tentunya agar PT Bank Sumut berjalan lebih baik lagi,” katanya.

Selain pengawasan, kata Gubsu, OJK juga perlu memberikan edukasi kepada masyarakat tentang tugas dan fungsi OJK sendiri. Mengingat, katanya, saat ini masyarakat khususnya di Sumatera Utara lebih dinamis.

Seperti yang diektahui bahwa OJK Kantor Regional 5 Sumatera membawahi kantor OJK Provinsi Aceh, Sumatera Barat, Sumatera Selatan, Jambi, Bengkulu, Riau, dan Kepulauan Riau.

Sementara Kepala Kantor Regional 5 Sumatera sebelumnya, Achmad Fauzie, OJK terbentuk dan menangani sektor industri jasa keuangan sejak tahun 2013 dan perbankan tahun 2014 tetap komit mampu meningkatkan literasi keuangan. Fauzie menyebut OJK diberi tugas mengatur, mengawasi dan melindungi. Saat ini literasi  keuangan sangat rendah  masih 21,4 persen. Padahal potensi cukup besar. Apalagi akhir tahun 2015 berjalannya Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA). Tahun 2020 industri keuangan juga sudah terintegrasi dan semua itu harus direspon dengan baik agar masyarakat melek keuangan.

“Jadi perlu jasa keuangan meningkat dengan menyiapkan SDM yang handal,” katanya.

Selain itu, OJK menginginkan masyarakat yang lebih cerdas dan sikapi uang dengan baik. Ke depan OJK juga ingin mewujudkan literasi keuangan lebih baik. Fauzi mengakui selama dia bertugas tidak bisa terpuaskan di regional karena banyak kelilingnya karena KR 5 Sumatera mencakup semua provinsi di Sumatera kecuali Lampung yakni Aceh, Sumut, Riau, Jambi, Bangka Belitung, Sumsel dan Sumbar.

Ketua Dewan Komisioner OJK Muliaman D Hadad mengatakan para pemimpin OJK yang baru di daerah dapat meningkatkan peran dan kontribusinya dalam pencapaian visi dan misi OJK, khususnya dalam memastikan industri jasa keuangan di wilayahnya dengan sehat dan efisien.

“Saya juga berharap kerjasama kantor OJK di daerah denngan Bank Indonesia dan pemerintah daerah harus terus dipererat untuk menggerakkan dan lebih memajukan ekonomi serta meningkatkan kesejahteraan masyarakat daerahnya,” ucapnya. (ts-02)

Ayo baca konten menarik lainnya dan follow kami di Google News.