Pengamat : Pemerintah Perlu Jelaskan Landasan Kerjasama Proton Jadi Mobnas

830

 

tobasatu | Pemerintah Indonesia yang dikabarkan menggandeng Proton, perusahaan otomotif Malaysia sebagai mobil nasional (Mobnas). Keputusan ini terus mendapat sorotan tajam. Pemerintah perlu memberi penjelasan soal landasn kerjasama tersebut.

Demikian diungkapkan pengamat ekonomi Gunawan Benjamin, Senin (9/2). Menurutnya, penjelasan terkait landasan kerjasama yang dipakai sehingga memilih Proton sebagai mitra membangun industri mobil nasional.

“Pemerintah perlu menjelaskan apa yang melandasi kerjasama itu dibuka dengan pabrikan Malaysia. Apakah karena hitung-hitungan MEA, dengan harapan mobil nasional bisa juga dipasarkan di negara tetangga khususnya Malaysia atau karena apa?” kata Gunawan.

Meski begitu, Gunawan meyakini bila produksi mobnas akan mampu bersaing dengan mobil merek lainnya. Karena mobnas kerap memiliki keunggulan. Pertama kebijakan pemerintah bisa saja menghapuskan sejumlah pajak yang membebani penjualan mobil nasional tersebut.

Sehingga dari sisi harga monas akan lebih bersaing dibandingkan dengan mobil buatan negara lain.
Selain dari sisi harga, katanya, ada hal lain yang perlu diperhatikan, yakni masalah pemasaran.

“Saya menilai kalaupun nantinya ada mobil nasional yang hadir di Indonesia, maka peta persaingan mobil akan semakin ketat,” pungkasnya.

Sementara Presiden Joko Widodo buka suara soal kerja sama perusahaan Indonesia dengan perusahaan otomotif Malaysia, Proton. Ia mengatakan, kerja sama tersebut masih tahap awal sekali sehingga untuk merealisasikannya pun masih lama.

“Itu kan business to business. Itu pun saya kira masih dalam sebuah memorandum of understanding (MoU) yang sangat awal sekali. Uji kelayakannya juga belum. Kemarin itu, saya datang (ke penandatanganan) karena diundang Dr Mahathir Mohamad dan Pak Perdana Menteri Najib Razak,” ujar Jokowi sebelum mengunjungi Rizal Park Memorial, Manila, Filipina, Senin (9/2).

Presiden menambahkan, pemerintah Indonesia belum bisa memastikan apakah Proton akan menjadi mobil nasional. “Belum sampai ke sanalah,” tambah Jokowi. (04)