Tobasatu| Gubernur Sumatera Utara H Gatot Pujo Nugroho, ST, M.Si menjadi satu-satunya gubernur yang menjadi narasumber dalam Kongres Umat Islam Indonesia VI yang dihadiri sekitar 700 peserta dari seluruh elemen Islam di Indonesia, Hotel Inna Garuda Yogyakarta, Selasa (10/1).
Gatot dalam kesempatan itu menekankan pentingnya mempertahankan lanskap Islami baik yang berasal dari peninggalan masa lalu maupun bangunan baru dalam fisik ruang publik.
Turut didaulat sebagai narasumber dalam diskusi Penguatan Peran Sosial Budaya Umat Islam tersebut tokoh akademisi Prof DR Komaruddin Hidayat, Ketua Yayasan Raja Sultan Nusantara Sultan Iskandar Mahmud Badaruddin dari Sultan Palembang Darussalam, Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas, Sosiolog UGM Sunyoto Usman dengan moderator Prof DR Hj Tuti Alawiyah, MA.
Dalam kesempatan itu Gatot membawakan makalah berjudul ‘Membangun Tata Ruang Nusantara Berciri Islami’ dihadaan ratusan tokoh yang terdiri dari MUI Pusat maupun Provinsi, ormas Islam, Perguruan Tinggi Islam, PTN, Lembaga-lembaga Islam nasional dan internasional, pimpinan Ponpes, Unsur Tokoh Perorangan, LSM.
Kongres Umat Islam Indonesia ke VI yang mengambil tema “Penguatan Peran Politik, Ekonomi dan Sosial Budaya Umat Islam untuk Indonesia yang berkeadilan dan Berperadaban” berlangsung 8-11 Februari 2015. Wapres H Jusuf Kala pada Senin (9/2) membuka kongres dan rencananya akan ditutup oleh Presiden RI Joko Widodo pada Rabu (11/2).
Gubenur mengungkapkan selain mempertahankan lanskap peninggalan sejarah Islam masa lalu, Sumatera Utara menurutnya juga akan membangun landmark baru yang nantinya akan mewarnai aktivitas ekonomi, sosial dan budaya masyarakat. Khususnya di pintu masuk Sumatera Utara yakni Bandara Kualanamu dan Belawan, menurutnya akan dibangun Islamic Center yang akan menjadi pusat pengembangan peradaban Islam namun juga menjadi ciri khas Islami.
Tahun ini, kata Gubernur, pihaknya menganggarkan penyusunan disain Islamic Center dan diharapkan tahun berikutnya proses pembangunan konstruksi dapat dimulai. Sedangkan untukIslamic Center di kawasan Medan Utara menurutnya akan dibangun oleh Pemerintah Kota Medan.
“Kita ingin ketika orang masuk ke Sumatera Utara baik itu dari pintu masuk udara maupun laut, orang langsung bisa melihat dan merasakan nuansa Islami,” ujar Gubernur. Kalau kita naik ke gedung tertinggi di Jakarta, tambahnya, dan melayangkan pandangan ke bawah, maka tidak kelihatan lagi pusat -pusat peradaban Islam. “Kita tidak ingin ini terjadi di Sumatera Utara,” kata Gatot.
Gatot mengungkapkan Kota Medan masa lalu adalah salah satu contoh landskap kota berciri Islam yang masih bisa dilihat keberadaannya hingga kini. Dia mensyukuri bahwa Kota Medan sebagai ibu kota Sumatera Utara masih mempertahankan ciri keislaman dalam tataruangnya yang ditandai dengan keberadaan Mesjid Raya sebagai pusat yang dikelilingi dengan pusat pemerintahan (Istana Maimun), pasar, pemukiman penduduk dan Taman Srideli. Mesjid Raya dan Istana Maimun hingga kini masih menjadi landmarknya Kota Medan. (02)