tobasatu, Medan | Kehebohan kakek sarung masih terus terjadi di wilayah Kota Medan. Hal ini netizen membuat pertanyaan mengenai apa sebenarnya cerita tentang kakek sarung.
Jika sebelumnya medsos (media sosial) ramai mengabarkan keberadaan kakek sarung di Binjai dan Belawan, teranyar ia berada di kawasan Percut Sei Tuan.
Fenomena kakek sarung ini jelas membuat sebagian orang menjadi ketakutan khususnya anak kecil. Seperti ditemui di wilayah Marelan, Kecamatan Medan Marelan, anak kecil enggan ke Mesjid karena takut si kakek mencegat mereka ketika pulang.
“Takut ngaji, nanti kakek sarung datang dan menangkap kami,” ujar seorang anak. Meski belum terbukti kebenaranya, setidaknya sosok kakek sarung ini santer dibicarakan.
Dalam broatcast BBM yang diterima tobasatu.com, kakek tersebut menjual sarung dengan harga murah berkisar Rp5 ribu atau Rp10 ribu per sarung. Sarung yang lusuh itu dijual dengan cara mengiba-iba kepada calon pembelinya.
Melihat mengiba dan menitikkan air mata maka orang yang ditawari akan membeli kain sarung tersebut. Setelah dibeli, kain tersebut bisa berubah menjadi kain kafan dan berujung kematian hingga membuat sejumlah warga dan anak-anak resah. (ts-05)
Ayo baca konten menarik lainnya dan follow kami di Google News.