tobasatu, Medan
Ulah pedagang yang melakukan pengoplosan minyak tanah, kembali makan korban. Kali ini seorang nenek berusia 78 tahun, Tabunna boru Simbolon, warga Jl Kampung Besar, Dusun III Desa Cinta Damai, Kec Percut Seituan, Deliserdang, Sumatera Utara, yang menjadi korbannya.
BACA JUGA:
Informasi diperoleh tobasatu.com, Senin (23/3/2015), Tabunna yang tinggal di rumah hanya berdua bersama suaminya K Sinaga (80), menghembuskan nafas terakhir pada Minggu (22/3/3025), setelah sempat dirawat intensif selama beberapa di Rumah Sakit Pirngadi Medan.
Tragedi yang menimpa opung (nenek—red) Tabunna br Simbolon terjadi pada Selasa sekira pukul 19.00 WIB. Saat itu aliran listrik di kawasan Jl Kampung Besar, Dusun III Desa Cinta Damai, mendadak padam. Seperti para tetangganya, suasana rumah yang mendadak gelap gulita segera membuat opung br Simbolon mengambil lampu teplok di rumahnya.
Sejak suaminya sakit dan hanya terbaring lemah di tempat tidur, opung br Simbolon praktis mengambil alih semua pekerjaan rumah. Pasangan uzur ini diketahui sudah lama hidup berdua. Semua anak mereka tinggal di luar kota. Begitu pula 19 cucu mereka.
Insiden bermula saat lampu teplok di rumah diisi minyak tanah dan sumbunya dibakar. Belum lagi menutup kaca semprong lampu, kobaran api dari teplok mendadak menghantam wajah opung br Simbolon.
Peristiwa tak dinyana itu sontak membuat opung br Simbolon menjerit sejadi-jadinya. Begitu pula opung Sinaga yang terbaring lemah di tempat tidur. Usai api menyambar, tumpahan minyak dari teplok yang kemudian jatuh semakin membuat api berkobar dan menghantam tubuh sang opung.
Dengan tubuh dilahap api, opung br Simbolon dengan terseok mencoba berlari ke arah kamar mandi. Beruntung jeritan minta tolongnya lekas didengar tetanga. Mereka pun berlarian mendatangi rumah pasangan kakek nenek ini. Hasil pemeriksaan terhadap minyak tanah (Minah) di teplok maut itu, warga di sana meyakini Minah yang dipakai opung boru Simbolon bercampur bensin dan solar.
“Sisa minyaknya ada sama kami, minyak (tanah) oplosan itu yang dibelinya,” terang opung Sinaga, suami opung Simbolon.
Selasa malam itu, dengan kondisi luka bakar 60 persen, warga melarikan opung boru Simbolon ke RS Pirngadi, Medan. Lima hari terbaring kritis di ruang ICCU rumah sakit itu, pada Minggu siang sekira pukul 10 opung malang itu menghembuskan nafas terakhirnya.
Kimson Sinaga (32), anak bungsu K Sinaga dan Tabunna boru Simbolon (alm), yang kemarin tiba dari Tangerang, tampak terpukul melihat kematian tragis ibunya. (ts-02)