tobasatu, Medan | Rumah Petilasan (Pengasingan) Bung Karno di Lau Gumba, Desa Sempa Jaya, Kecamatan Berastagi, Kabupaten Karo, satu dari sekian wisata sejarah yang terlupakan di Tanah Karo. Minimnya informasi serta tidak dicantumkannya petilasan Bung Karno ini sebagai salah satu wisata sejarah, menjadi alasan untuk tidak mengetahui tempat tersebut.
Seperti diketahui, tiga orang tokoh nasional seperti Bung Karno, Bung Syahrir dan Agus Salim pernah ditahan Belanda pasca agresi militer 1948. Ketiga tokoh bangsa bergelar Tiga Serangkai ini ditawan di rumah papan berukuran kurang lebih 20×30 meter persegi ini.
Kendati masih terawat dengan sangat baik, masih banyak orang yang sama sekali tidak mengetahui adanya lokasi bersejarah di Kabupaten Karo. Selain itu, ditetapkan Pemprovsu atas Rumah Petilasan Bung Karno dengan judul tidak untuk umum menjadi keterbatasan ruang gerak para wisatawan sejarah yang sebenarnya berkeinginan besar berkunjung kesana.
Sisa-sisa peristiwa bersejarah masih sangat kental terasa tak kala kita masuk ke rumah tua peninggalan Kolonial Belanda ini. Di halaman depan, tampak patung Bung Karno berukuran besar. Sedangkan di ruang tamu, masih terpajang tiga foto besar bergambar Bung Karno, Syahrir dan Agus Salim, dengan latar belakang tentara Belanda.
Historis sejarah semakin terasa kental ketika memasuki ruang tengah yang menjadi ruang makan, tampak meja dan kursi peninggalan ketiga tokoh itu kokoh berdiri. Di sudut antara ruang tamu dan ruang makan, tampak sebuah ruangan berukuran sekitar 5×7 meter berisi dua tempat tidur yang selama 12 hari dipakai Bung Karno untuk beristirahat.
Begitu juga dengan kursi panjang yang ada di kamar Syahrir dan Agus Salim, hingga kini tetap berada diposisi aslinya. Sayangnya suasana magis di ruamh sejarah itu tak dapat dirasakan banyak orang jika Pemprovsu membiarakanya begitu saja. (ts-05)