Mengatasi Nyeri Akibat Syaraf Terjepit

3 views

tobasatu, Medan | Seringkali kita mengeluhkan nyeri di pinggang secara tiba-tiba ketika mengangkat beban berat, atau bahkan nyeri di pinggang namun tidak tahu apa penyebabnya. Bisa jadi Anda mengalami syaraf terjepit.

Apa itu syaraf terjepit? Sebagaimana tobasatu.com kutip dari pdpersi.co.id, syaraf terjepit atau istilah medisnya Herniated Nucleus Pulposus (HNP) adalah suatu gangguan akibat merembes (menonjol) atau melelehnya (hernia) lapisan atau bantalan permukaan ruas tulang belakang (nucleus pulposus) dari ruang antar ruas tulang (discus intervertebralis). Tonjolan atau merembesnya HNP tersebut dapat menyebabkan penekanan pada syaraf tulang belakang dan syaraf tepi (yaitu, saraf yang berasal dari syaraf tulang belakang).

Seperti halnya nyeri punggung, HNP paling sering terjadi di daerah punggung bawah atau disebut HNP lumbalis, paling sering (90%) mengenai diskus invertebralis L5-S1 dan L4-L5. HNP di daerah punggung atas sampai leher jarang terjadi hanya sekitar 8% dari seluruh kasus HNP. HNP lumbalis akan membaik dalam waktu kira-kira 6 minggu. Tindakan pembedahan jarang diperlukan kecuali pada keadaan tertentu.

Nyeri oleh karena HNP yang menjepit syaraf rasanya lebih menggigit, terasa seperti terbakar atau seperti terkena sengatan listrik. Dirasakan menjalar ke bagian bawah dan jika lebih parah lagi akan terasa nyerinya dari belakang paha menyebar ke bagian bawah hingga betis pada satu sisi. Nyeri dapat timbul setiap saat tidak terbatas apakah sedang beraktifitas atau lagi istirahat.

Berbeda dengan nyeri akibat gangguan di saluran kemih. Jika hambatan ada di ginjal, nyeri terasa lebih di atas pinggang, kemeng dan penderita merasa sebatas tidak nyaman saja. Kalau hambatan berada di dalam saluran bagian bawahnya dapat  menimbulkan nyeri kolik, kumat-kumatan, saat parah hingga menimbulkan muntah dan susah melokalisir asal nyeri.

Nyeri karena peradangan organ bagian dalam, akan tersebar ke bagian perut bawah dan bertambah jika disentuh atau ditekan. Waktu munculnya nyeri relatif lebih konstan. Pada tahap yang lebih ringan, bisa juga dibedakan dengan nyeri akibat kekakuan atau hanya pegal-pegal pada otot pinggang.

Apa penyebab terjadinya HNP?

Penyebab HNP ini berbagai macam. Faktor resikonya antara lain adalah merokok, batuk yang terlalu lama, cara duduk yang salah, menyetir terlalu sering, cara mengangkat barang yang salah, dll. Seiring dengan bertambahnya usia, kemampuan cakram untuk menjalankan fungsinya juga menurun. Faktor-faktor di atas dapat menyebabkan terjadinya herniasi, yaitu keluarnya suatu organ melalui suatu celah dalam tubuh.

HNP dapat dianalogikan seperti terjadinya “turun bero”, tetapi pada daerah tulang belakang. Dapat dilihat pada gambar di bawah ini bahwa nukleus pulposus tersebut keluar dari dalam bantalan melalui dinding bantalan melalui dinding bantalan yang lemah, maka nukleus pulposus masuk ke dalam rongga ruas tulang belakang; keadaan inilah yang disebut hernia nukleus pulpolus (HNP). Tergantung besar kecilnya, HNP dapat menyebabkan penekanan pada saraf tulang belakang saraf tepi.

Gejala Klinis

Gejala klinis HNP berbeda-beda tergantung lokasinya. HNP di daerah leher lazim menimbulkan gejala berupa nyeri saat leher digerakkan, nyeri leher di dekat telinga atau di sekitar tulang belikat, dan nyeri yang menjalar ke arah bahu, lengan atas, lengan bawah dan jari-jari. Selain nyeri, juga dapat ditemukan rasa kesemutan dan tebal di daerah yang kurang lebih sama dengan rasa nyeri tersebut. Di daerah punggung bawah, gejala klinis HNP menyerupai HNP leher. Rasa nyeri terasa di daerah pinggang, pantat dan menjalar ke arah betis dan kaki. Seringkali juga terasa sensasi kesemutan dan tebal pada salah satu atau kedua tungkai bawah

Gejala-gejala HNP tersebut lazim timbul perlahan-lahan dan semakin terasa hebat jika duduk atau berdiri dalam waktu lama, pada waktu malam hari, setelah berjalan beberapa saat, pada saat batuk atau bersin, serta ketika punggung dibungkukkan ke arah depan. Gejala klinis pada setiap pasien berbeda-beda tergantung pada lokasi dan derajadnya.

Selain berdasarkan gejala-gejala yang dialami oleh penderita, cara terbaik untuk mengetahui ada tidaknya HNP adalah dengan melakukan pemeriksaan MRI. Selain itu, untuk memastikan bahwa HNP yang ditemukan pada MRI memang menjadi penyebab keluhan penderita, perlu dilakukan pemeriksaan EMG (pemeriksaan fungsi  hantaran syaraf).

Perlu diketahui bahwa HNP tidak terlihat pada foto rontgen biasa. Pada pasien HNP, foto rontgen dilakukan untuk menentukan ada tidaknya HNP, tetapi untuk mengesampingkan kelainan-kelainan lain (selain HNP) yang dapat menyebabkan nyeri punggung.

Pengobatan

Sebagian besar HNP dapat diobati dengan pengobatan tanpa operasi, terutama jika ditemukan secara dini. Kasus yang telah lama dan berat biasanya memerlukan tindakan operasi.

Pengobatan non-bedah meliputi istirahat berbaring jika nyeri benar-benar berat. Istiraht sebaiknya tidak lebih dari 2 hari karena jika lebih lama akan memperlemah otot-otot punggung. Selain istirahat, nyeri dapat dikurangi dengan obat-obat anti nyeri.

Fisioterapi dapat bermanfaat, khususnya pada keadaan nyeri akut ( mulai timbul tau bertambah berat secara mendadak). Fisioterapi dapat berupa diatermi untuk membuat otot punggung rileks dan TENS (Transcutaneous Electrical Nerve Stimulation) untuk mengurangi nyeri. (ts)