Banyak Faktor Untuk Mengukur Kesejahteraan Buruh

835

tobasatu, Jakarta| Bicara soal kesejahteraan buru di Indonesia tak pernah ujungnya, apalagi bila dikaitkan dengan gaji yang di terima. Namun perlu diingat untuk mengukur kesejahteraan buruh tak selalu perpatokan pada gaji, masih banyak faktor lain.

Seperti dikutip dari siaran pers, Jumat (1/5/2015), Labor Institute Indonesia berpendapat, untuk mengukur kesejahteraan buruh, hal pertama yang dilihat adalah jumlah dan pemerataan pendapatan. Pasalnya, pendapatan berhubungan dengan lapangan kerja, kondisi usaha, dan faktor ekonomi lainnya.

Penyediaan lapangan kerja mutlak dilakukan oleh semua pihak agar masyarakat memiliki pendapatan tetap untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Kesenjangan pendapatan hanya akan menghasilkan kesenjangan si kaya dan si miskin.

“Kedua, pendidikan yang semakin mudah untuk dijangkau. Biaya untuk pendidikan sekecil apa pun harus ditekan, sehingga perlu ada peran pemerintah juga dalam menekan biaya pendidikan yang tinggi,” jelas keterangan tersebut.

Poin ketiga adalah kualitas kesehatan yang semakin meningkat dan merata. Kesehatan merupakan faktor untuk mendapat pendapatan dan pendidikan. Tolak ukur dari keberhasilan pemerintah ditunjukkan dari peningkatan kesejahteraan buruh yang merupakan persentase penciptaan lapangan kerja, dan bagaimana pemerintah dapat mempertahankan keberlangsungan pekerjaan atas pekerja yang sudah bekerja. Sebab, ancaman kehilangan pekerjaan karena sistem kerja outsourcing membuat buruh atau pekerja akan menurun kesejahteraannya.(ts/ok)