Tobasatu | Eksekusi mati yang dilakukan pemerintah Indonesia terhadap sejumlah terpidana kasus narkoba, ternyata tidak mempengaruhi tingkat pariwisata di tanah air.
Operator perjalanan di Australia mengatakan mereka tidak mengharapkan terjadinya penurunan jumlah pengunjung ke Indonesia, meskipun muncul desakan boikot setelah eksekusi dua warga Australia.
BACA JUGA:
Andrew Chan dan Myuran Sukumaran adalah dua dari delapan orang yang dihukum mati regu tembak pada Rabu dini hari (29/04).
Australia menarik duta besarnya dan muncul sejumlah desakan di media sosial untuk memboikot Indonesia.
Sejumlah perusahaan mengatakan para wisatawan hanya menunjukkan sedikit isyarat terpengaruh.
“Pada saat ini sepertinya tidak ada pengaruh, sampai sejauh ini, dalam kaitannya dengan permintaan,” kata pimpinan Qantas Airways, Alan Joyce kepada The Australian, sebagaimana dikutip tobasatu, Jumat (1/5/2015).
Meskipun muncul kemarahan terhadap pemerintah Indonesia, terkait pelaksanaan eksekusi mati tersebut. “Banyak pelanggan menyadari memboikot Bali hanya akan merusak kehidupan penduduk setempat”, tambahnya.
Juru bicara kelompok perjalanan Flight Centre mengatakan kepada BBC, Bali sejak lama merupakan satu dari tiga tempat tujuan paling digemari wisatawan Australia.
“Kami tidak mengalami keadaan di mana pelanggan mengubah rencana liburan mereka dan kami juga tidak memperkirakan itu akan terjadi karena mereka sudah mengetahui masalah ini saat pemesanan dilakukan,” kata Haydn Long.
Agen perjalanan online Webjet mengatakan permintaan warga Australia akan tiket penerbangan ke Bali bahkan meningkat 42% dalam empat minggu terakhir dibandingkan periode yang sama setahun lalu. (ts/bbc)