HeadlineKriminal

Anak Korban Pembunuhan Melapor ke Mabes Polri

27
×

Anak Korban Pembunuhan Melapor ke Mabes Polri

Share this article

tobasatu, Medan | Robert Simanjuntak (46) warga Rawamangun, Jakarta Timur bersama ayahnya Tagor Simanjuntak (70) yang juga merupakan keluarga korban pembunuhan Diana boru Siagian (69), Kamis (21/5/2015) siang mendatangi Sat Reskrim Polresta Medan.

Kedatangan mereka hendak memepertanyakan kinerja Kompol Aldi Subartono selaku Kasat Reskrim terkait kasus pembunuhan yang menimpa ibu Robert bernama Diana, yang sudah sembilan bulan ditangani.

Didampingi dua orang anggota TNI berseragam lengkap, ayah dan anak itupun mempertanyakan perkembangan kasus yang sudah ditangani sejak 9 September 2014 kemarin. Hampir satu jam lebih berada di ruangan kasat, Robert pun keluar dan memberikan keterangan. Dalam pertemuan itu, Robert mengaku telah menyampaikan beberapa informasi sekaitan dengan kasus pembunuhan ibunya.

“Karena kasus ini tidak ada kelanjutannya, kami pun sudah melaporkan kasus ini ke Bareskrim Mabes Polri pada 15 Mei kemarin. Selain itu, kami juga sudah melapor ke Propam Mabes Polri sesuai surat laporan Nomor: SPSP2/1566/V/2015/BAGYANDUAN,” kata Robert.

Dijelaskanya kembali, kasus ini berjalan lamban diduga karena ada intervensi dari pihak-pihak tertentu terhadap Polresta Medan. Namun, ketika ditanya mengenai pihak yang mengintervensi polisi, Robert belum mau menjabarkannya. “Kenapa kasus ini berjalan lamban, kami juga menduga ini ada unsur kesengajaan. Dengan begitu, mereka menganggap pihak keluarga akan bosan dan kasus ini akan menghilang,” tutur Robert.

Selain itu, kata Robert, pihaknya sudah berulangkali meminta polisi agar mem-BAP dirinya. Sebab, kata dia, pihak keluarga yakin pelaku pembunuhan ibunya bernama Dusun Mariana merupakan orang terdekat.

“Saya sudah mengatakan agar saya di BAP. Ada informasi yang ingin saya sampaikan. Termasuk kejanggalan dalam kasus ini,” tutur Robert. Ketika pembunuhan terjadi, memang barang berharga ibunya berupa perhiasan emas, berlian, dan surat sertifikat rumah serta uang tunai Rp 36 juta raib dibawa kabur pelaku. Dan anehnya, ketika pembunuhan terjadi, tak satupun bagian dari rumah maupun lemari korban rusak.

“Kami sudah menduga kalau pelaku merupakan orang dekat. Kami yakin, pelaku ini sedang kesulitan ekonomi. Dan yang waktu pertama kali mengetahui dan menemukan ibu saya terbunuh adalah Elisabeth,” ungkap Robert.

Lantas, apakah pihak keluarga mencurigai Elisabeth dibalik aksi pembunuhan ini. “Soal itu, biar polisi yang menyelidikinya. Yang jelas, yang tinggal di rumah itu adalah mereka,” katanya lagi. Ia mengatakan, sampai kapan pun, dirinya tetap akan meributi kasus ini hingga pelaku pembunuhan ibunya bisa tertangkap. (ts-05)

Ayo baca konten menarik lainnya dan follow kami di Google News.