Pengungsi Sinabung ‘Ngemis’ di Pesta Mejuah-juah Berastagi

786
Pengungsi yang mengemis di Pesta Mejuah-juah (Foto : tobasatu.com/Bang/Dedek)

tobasatu, Tanah Karo | Berlangsungnya acara pesta Mejuah-juah di Kabupaten Karo, ternyata menyisahkan ksedihan bagi pengungsi erupsi Gunung Sinabung. Bagaimana tidak, saat pemerintah Karo sumringah dengan perhelatan itu, sejumlah pengungsi pun terbiarkan tanpa perhatian.

Mirisnya pula, saat pagelaran yang digagas Dinas Pariwisata Tanah Karo itu dibukan oleh, Dirjen Promosi Kementrian Pariwisata RI Tazbir SH, Jumat (29/5) di Open Stage Berastagi, tampak sejumlah pengungsi Sinabung meminta bantuan terhadap pengunjung bak pengemis jalanan.

Aksi minta-minta pengungsi yang berasal dari Desa Zona Merah dan Desa Sigarang-garang, Kecamatan Naman Teran, Kabupaten Karo itu didampingi sejumlah Aktivis PC LSM Kemilau Cahaya Bangsa Indoensia (KCBI) Kabupaten Karo. Mereka menggunakan kotak bekas mie instan sebagai wadah penampung bantuan yang diberikan pengunjung yang merasa iba.

Metode pengumpulan dana dibagi dua group yakni kelompok pengungsi dan LSM KCBI, dari pihak pengungsi Murah Sembiring (45) asal Desa Simacem Kecamatan Naman Teran, Haposan Situmorang (43) asal Desa Simacem, Elfarida Nur Br Sitepu (33) asal Desa Sigarang-Garang Kecmatan Naman Teran, Rajin Sitepu (45) asal Desa Simacem, Molana Leo Ginting (21) asal Desa Simacem.

Sementara dari pihak Aktivis LSM KCBI yang bertindak melakukan aksi minta bantuan Lamhot Situmorang selaku Sekretaris KCBI, Asmar Lubis, Jabaik Sitanggang. Untuk tim lobby terhadap pengunjung langsung disikapi Ketua PC LSM KCBI Kabupaten Karo Rudi Surbakti, didampingi Manejer Pendidikan LSM KCBI Rinaldi Tarigan, Manejer Politik Jadi Ia Bastanta Brahmana dan Sumardo.

Selanjutnya, Manejer Investigasi Anita Theresia Manua, Manejer Pemberdayaan Perempuan Dessy Elvetina Tarigan. Para tim lobby melakukan trik masing-masing guna mempengaruhi pengunjung agar memberikan partisipasi bantuan dana untuk keperluan warga Pengungsi dan Terdampak Eruspi. Dana yang terkumpul langsung diserahkan terhadap pengungsi Sinabung.

Murah S Pelawi disela aksinya kepada sejumlah wartawan mengatakan, hal ini dilakukan karena bekal hidup mereka sudah minim ditambah lagi kebutuhan anak sekolah tidak terpenuhi lagi. “Sebelumnya kami telah mengutarakan nasib kami ini terhadap Ketua LSM KCBI dan Sekretaris. Mereka juga sudah berjanji akan menyediakan lahan kami dalam waktu dekat. Kami bermohon agar Ketua Rudi Surbakti menindak lanjuti kondisi kami saat ini terhadap Pemkab Karo. Ternyata alasan Bupati Karo melalui Kepala BPBD Kabupaten Karo baru baru ini tidak logika. Pemkab hanya mengatakan beralasan bahwa Stok Beras habis, berarti sama halnya bahwa dana tidak ada. Sementara Bupati dan jajarannya kami ketahui sibuk bakal berpesta ria,”ujar Pelawi.

“Cuma dua lagi pilihanku untuk bertahan hidup bang, antara ‘Jual Diri’ dan ‘Bunuh Diri’. Karena tidak ada sedikitpun upaya pemerintah memberikan solusi mengatasi ‘Krisis’ segala aspek yang kami hadapi saat ini. Jadi, kami berkoordinasi dengan LSM KCBI bagaimana mendapatkan uang secara instan untuk kebutuhan hidup. Akhirnya kami mendapatkan cara ini. Saya juga berfikir bahwa yang kami lakukan ini tidak menyimpang dari peraturan dalam Agama dan Negara. Justru ini salah satu solusi menghindari pilihan yang sebelumnya saya tentukan,” ujar beru Sitepu menangis.

Rudi Surbakti didampingi Sekretaris Lamhot Situmorang mengucapkan terimaksih atas kehadiran dan rencana Menteri Pariwisata melalui Dirjen Promosi. Namun Surbakti menyesalkan sikap Bupati yang tidak membuat alasan atas ketidak turut sertaan para pengungsi pada Pesta.

“Saya heran ketika Bupati membuat pernyataan dalam sebuah media cetak terbitan Medan bahwa beliau (Bupati) tidak menghadirkan Pengungsi dan terdampak erupsi. Ada apa dengan sikap ini? Satu hal lagi, Dirjen Pariwisata menyatakan bahwa senyuman dan keceriaan yang ada di laoksi pesta menggambarkan bahwa karo sudah bahagia, hal ini jadi pertanyaan. Jadi, Bupati Karo tidak memberikan sikap positif terhadap rakyatnya yang sedang dilanda bencana yang secara nyata sudah melarat di hunian masing-masing. Bupati juga terkesan telah membuat rakyatnya yang telah KORBAN jadi KURBAN yang dipridiksi demi sesuatu. Justru Bupati yang kita ragukan demi kepentingan Politik sesuai situasi yang kita lihat,” tukasnya. (ts-10)