BACA JUGA:
- Driver Ojol Korban Tabrak Lari Kesulitan Mengambil Surat Kendaraan yang Ditahan di Polsek Medan Baru
- Pedagang di Pasar Sukaramai Curhat ke Yasir Ridho Soal Aksi Tawuran dan Begal, Harap Patroli Lebih Intens
- Pemuda Putus Sekolah Didor Petugas Polres Pelabuhan Belawan, 7 Kali Lakukan Begal, Incar Pedagang Jadi Korban
tobasatu.com, Medan l Hendro Suwarno (21), mengaku tobat melakukan aksi perampokan. Ia mengatakan rugi setelah hasil rampokan tidak sesuai dengan ongkos pelariannya ke Pekan Baru. “Dapat Rp300 ribu bang, ongkos lari Rp500 ribu, udah nombok ketangkap pula,” ungkapnya.
Selain itu, Hendro mengaku tidak berani melakukan perampokan partai besar dengan dalih masih amatir. “Ah enggak lah bang, saya masih amatir masak mau merampok bank, menjambret saja sudah ditembak di kaki, enggak beranilah saya bang, tobat saya bang,” kata Hendro.
Hendro mengatakan, penangkapan kakak ini langkah akhir dalam karirnya sebagai perampok, dan jika itu terulang ia mengaku siap ditembak mati.
“Tobat kali aku bang, ini terahir kalau nanti aku main lagi aku siap ditembak mati, buat perjanjian di atas materai pun aku siap bang,” tukas anak kelima dari lima bersudara ini.
Langkah Hendro sebagai perampok/jambret diawalinya sejak ia berusia 17 tahun, bersama empat orang temannya, Hendro sudah berpuluh kali beraksi. Usia 19 tahun, pria ini diamankan oleh petugas Polsek Medan Barat. Sempat ditahan, ahirnya kembali berkecimpung dalam kejahatan jalanan.
“Usia 19 tahun saya pernah ditangkap, gitu ke luar trus main lagi, cukup-cukup lah bang,” pungkasnya. (ts-05)