Dolar Perkasa, Rupiah Ditutup 13.800

848

tobasatu, Medan | Dolar Amerika menunjukkan keperkasaannya menjelang rapat FOMC (Federal Open Market Committee). Pada hari ini Rupiah kembali ditutup melemah di level 13.800 per US Dolar.

US Dolar terus menguat terhadap sejumlah mata uang uatama dunia khususnya Euro. Setelah serangan teror di perancis, Euro kembali tertekan oleh ekspektasi kemungkinan bank Sentral Eropa atau ECB akan menambah porsi stimulusnya.

Pelaku pasar masih menantikan arah kebijakan apa yang akan diambil oleh Bank Sentral AS dalam agenda rapat di akhir bulan ini. Sementara itu IHSG juga terpantau melemah 0.07% atau turun 3 poin di level 4.497,910.

Sementara itu, terkait dengan spekulasi The FED. Rapat Dewan Gubernur (RDG) Bank Indonesia pada 17 November 2015 memutuskan untuk mempertahankan BI Rate sebesar 7,50 persen, dengan suku bunga Deposit Facility 5,50 persen dan Lending Facility pada level 8,00 persen. RDG juga memutuskan untuk menurunkan Giro Wajib Minimum (GWM) Primer dalam Rupiah, dari sebelumnya 8,0 persen menjadi 7,50 persen, berlaku efektif sejak 1 Desember 2015.

“Kebijakan BI tersebut tidak memberikan efek kelanjutan yang signifikan dan mempengaruhi pasar keuangan karena sesuai dengan ekspektasi sebelumnya. Pasar keuangan masih terfokus kepada rapat Gubernur Bank Sentral AS yang akan dilaksanakan akhir bulan ini,” kata Pengamat Ekonomi Gunawan Benjamin, Rabu (18/11/2015).

Sambungnya, US Dolar juga diuntungkan oleh sejumlah data perekonomian AS yang membaik, yang mengakibatkan tekanan terhadap Rupiah. Laju inflasi AS naik 0,2 persen MoM (0,2 persen YoY) di bulan Oktober, setelah di bulan September mencatat deflasi 0,2 persen (0,0 persen YoY). Inflasi inti (tingkat harga di luar komponen makanan dan energi) cenderung stabil seperti bulan sebelumnya yaitu meningkat 0,2 persen MoM. Kenaikan komponen energi terutama bensin mendorong naiknya tingkat inflasi umum. (ts-04)