Petani di Medan Labuhan Merugi Ratusan Juta Rupiah Akibat Banjir

1775
Lahan Pertanian di Jalan Pulau Harimau Lingkungan V Paya Bakung Kelurahan Martubung, Kecamatan Medan Labuhan terendam banjir.(foto : tobasatu.com/ Lee)

tobasatu. com, Medan |  Ratusan hektar lahan pertanian di Jalan Pulau Harimau Lingkungan V Paya Bakung, Kelurahan Martubung Kecamatan Medan Labuhan terendam banjir. Akibatnya para petani mengalami kerugian ratusan juta rupiah, karena tanaman mereka musnah akibat terendam banjir.

Rostaria boru Regar (58) salah seorang petani ini, ketika dijumpa di lahan pertaniannya di Paya Bakung Kelurahan Martubung, Medan Labuhan, Selasa (01/12/2015) siang mengatakan, dirinya baru tiga minggu menanam padi di persawahannya, namun akibat lahan pertaniannya terendam banjir bibit padi yang ditanam menjadi rusak.

“Biasanya bila bibit padi yang ditanam tidak terendam banjir, dalam waktu empat bulan sudah bisa panen,” ungkap petani ini.

Dikatakannya, dirinya menanam padi dengan lahan seluas empat rantai, setelah ditanam selama empat bulan, dapat menghasilkan 1 ton beras dan dijual perkilonya Rp3.500.

Para petani di Paya Bakung Kelurahan Martubung Kecamatan Medan Labuhan ini, secara bersama-sama terpaksa mencabuti tanaman ubi kayu mereka, akibat terendam air, meskipun tidak laku untuk dijual.(foto : tobasatu.com/ Lee)
Para petani di Paya Bakung Kelurahan Martubung Kecamatan Medan Labuhan ini, secara bersama-sama terpaksa mencabuti tanaman ubi kayu mereka, akibat terendam air, meskipun tidak laku untuk dijual.(foto : tobasatu.com/ Lee)

Sementara itu Asmaluddin (50), salah seorang petani ubi kayu (singkong), menyatakan tanaman ubinya yang seharusnya belum bisa dipanen (dicabut) terpaksa harus dipanen meski usia singkong baru mencapai lima bulan.

Dikatakan Asmaluddin, sejak Senin malam lahan pertanian singkong mereka terendam banjir dan terpaksa harus dipanen meskipun tidak laku dijual, karena bila tidak dipanen, atau dicabut singkong yang terendam banjir ini akan membusuk.

Petani singkong yang memiliki 10 hektar lahan tanaman singkong ini,  menjelaskan, singkong tersebut baru ditanamnya lima bulan lalu dan seharusnya baru dapat dipanen setelah berusia delapan bulan, sedangkan modalnya untuk menanam singkong tersebut mencapai Rp7.000.000.

Dikatakannya, selain dirinya masih banyak lagi para petani singkong di Kecamatan Medan Labuhan yang memiliki puluhan hektar lahan pertanian singkong, juga mengalami nasib yang sama.

Petani singkong yang  juga mempunyai lahan pertanian padi ini  menjelaskan, air yang merendam lahan pertanian mereka, mengalir dari Kawasan Industri Medan (KIM) yang berlokasi di Mabar Kecamatan Medan Deli, melalui parit busuk, akibat terjadinya banji air meluap dan mengalir  ke lahan pertanian mereka, hingga menggenangi lahan tersebut.

Para petani ini mengharapkan perhatian dari Pemko Medan, karena akibat lahan mereka terendam banjir, mereka mengalami kerugian ratusan juta rupiah. (ts-14)