BACA JUGA:
tobasatu.com, Medan |Kondisi ekonomi di tahun 2016 tidak akan berbeda jauh dibandingkan dengan tahun 2015. Begitu juga di bursa saham walau kemungkinan ada potensi akan membaik.
Hal ini diungkapkan oleh ekonom Sumut Gunawan Benjamin bahwa bursa saham tampaknya tahun ini masih jalan di tempat.
“Jika BEI menargetkan agar nasabah tumbuh lebih banyak lagi di tahun 2016, saya pikir realisasinya akan lebih mudah ketimbang menargetkan agar transaksi di BEI mengalami peningkatan yang signifikan,”katanya Senin (11/1/2016).
Dia melihat tahun 2016 masih dengan ketidakpastian, awal tahun 2016 saja sudah dihadapkan dengan memburuknya kinerja IHSG dan nilai tukar Rupiah. Sehingga potensinya kedepan menurutnya BEI lebih realistis dalam menargetkan jumlah transaksi nasabah.
“Saya melihat ada sejumlah tantangan yang cukup berat untuk menambah jumlah nasabah maupun volume perdagangan. Pertama, pertumbuhan ekonomi nasional masih akan mengalami perlambatan,”ujarnya.
Sehingga sulit sekali untuk menarik minat investor untuk bertransaksi di tahun 2016 karena outlook perekonomian kita masih tidak begitu jauh berbeda dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Kedua ada begitu banyak ketidakpastian yang mungkin saja terjadi di tahun 2016 ini.
Mulai dari memburuknya kondisi pasar keuangan global yang bisa saja menghempaskan kinerja IHSG. Terkait dengan banyaknya jumlah investor di mana BEI malampaui capaian target di tahun 2015 silam. Ini perlu kita apresiasi. Dengan semakin banyak masyarakat yang berpartisipasi dan berinvestasi di BEI, maka harapan kita tentunya ada volume transaksi yang mengalami peningkatan.
“Sebaiknya BEI melakukan terobosan-terobosan baru seperti dengan yang pernah dilakukan yakni mengeluarkan produk tabungan saham. Kalaupun ada kebijakan yang dapat mendorong peningkatan transaksi seperti merubah fraksi harga serta menggenjot jumlah perusahaan yang IPO. Saya pikir memang akan berpengaruh terhadap peningkatan transaksi dalam jangka pendek,” sebutnya.
Gunawan Benjamin melihat bursa saham kita itu menjadi wajah terhadap gambaran perekonomian nasional. “Nah IHSG itu sendiri tentunya juga sangat menggantungkan pada sektor rill kita yang direpresentasikan pada kespektasi laju pertumbuhan ekonomi nasional,”ujarnya. Sejauh ini ekspektasinya masih kurang begitu baik. Sejumlah indikator macro ekonomi masih sulit untuk pulih. (ts-13)