tobasatu.com, Medan | Ketua Umum GP Farmasi Sumut, Drs T. Amin Wijaya mengatakan, dalam menghadapi MEA 2016 pihaknya akan mengawasi peredaran obat-obat dari luar negeri yang masuk ke Indonesia.
“Kami senantiasa bekerja sama dengan BPOM dalam mengawasi masuk keluarnya obat-obatan dari Indonesia, apalagi saat ini dalam menghadapi MEA 2016, dimana dikhawatirkan peredaran obat-obat ilegal semakin banyak,” ujar T.Amin, Rabu (13/1/2016).
BACA JUGA:
Obat yang berasal dari luar tidak sembarangan untuk masuk ke Indonesia. Karena harus ada register dari BPOM kalau barang tersebut layak dikonsumsi dan diedarkan ke Indonesia. Hal ini tentu berbeda dengan barang akomoditi lainnya, karena khusus obat tidak sembarangan dalam mengkonsumsinya.
“Apalagi produk obat yang ingin masuk ke Indonesia harus memiliki pabrik sendiri di Indonesia, jika tidak punya pabrik sendiri, tidak akan bisa masuk ke Indonesia terutama di Sumut ini, dan juga pastinya harus ada registrasi dari BPOM,” ujarnya.
Dia juga mengaku, bahwa ada keuntungannya di era MEA ini, yaitu investor semakin banyak datang ke Indonesia dan membuka pabrik obat di Indonesia. Persaingan sebut Amin akan semakin ketat dengan produk lokal.
“Tapi saya tetap optimis bahwa masyarakat akan lebih memilik produk lokal, karena kualitas akan lebih terjamin dan legal, daripada produk obat-obatan dari luar,” ujarnya.
Sebelumnya Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) Medan, juga dalam menghadapi MEA 2016 akan lebih ekstra dalam melakukan pengawasan produk makanan, kosmetik, serta obat-obatan yang akan masuk ke Medan.
“Regulasi ketat tetap diberikan untuk produk luar negeri, disamping sudah mendapat izin edar, pengawasan terhadap mutunya tetap dilakukan dan menjadi tanggungjawab BPOM,” pungkas Kepala BPOM Medan, Drs.Ali Bata Harahap, beberapa waktu lalu.(ts-13)