tobasatu.com, Medan | Seluruh praktisi kelapa sawit minta pemerintah segera mengeluarkan kebijakan menghentikan peredaran makanan ringan asal Italia yang bertuliskan palm oil free. Pasalnya hal ini merupakan kampanye hitam (black campaign) terhadap industri kelapa sawit.
Hal ini disampaikan oleh Sekretaris Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (Gapki) Sumut, Timbas Prasad Ginting bahwa hingga sekarang kampanye hitam masih terus dilakukan berbagai elemen dari beberapa negara. Seperti awal tahun ini ada beredar makanan ringan dari Italia bertuliskan palm oil free yang sudah beredar di Jakarta.
BACA JUGA:
“Kami minta instansi terkait terutama Badan Pengawas Peredaran Obat dan Makanan (BPPOM) untuk mencabut izin perusahaan itu karena tulisan palm oil free pada bagian depan bungkusan merupakan bentuk kampanye hitam,” katanya pada acara Deklarasi Komunitas Pencinta Sawit di Universitas Sumatera Utara (USU) Medan, Kamis (25/2/2016).
Untuk saat ini, lanjut dia, tulisan itu baru ada pada makanan ringan. Dikhawatirkan akan muncul lagi pada produk lainnya karena bisa mengganggu industri kelapa sawit Indonesia. Sebab, cara seperti ini bisa saja diikuti negara lain yang ingin melakukan hal serupa.
“Karenanya pemerintah harus tegas apalagi berdasarkan informasi yang kami terima, industri itu tidak memberitahukan akan mencantumkan tulisan tersebut ketika mengurus izin,” ujarnya.
Pada dasarnya, berbagai hal telah diupayakan untuk menghentikan kampanye hitam dari berbagai negara. Namun upaya itu terasa kurang maksimal karena hanya berasal dari praktisi kelapa sawit. Dengan adanya komunitas pencinta kelapa sawit yang terdiri dari akademisi dan mahasiswa ini diharapkan bisa menguatkan posisi kelapa sawit Indonesia.
“Jika selama ini yang berbicara hanya dari praktisi kelapa sawit baik pengusaha maupun petani, sekarang dengan adanya juga dari kalangan akademisi dan mahasiswa yang disertai dengan hasil-hasil penelitian diharapkan bisa menghempang berbagai kampanye hitam selama ini,” ujarnya. (ts-13)