Candi Muaro Jambi Dijadikan Kawasan Wisata Sejarah Terpadu

2308
Salah satu bagian Candi Muaro Jambi yang terdapat di Provinsi Jambi. (tobasatu.com/T Bobby Lesmana)

tobasatu.com | Indonesia dikenal sebagai zamrud khatulistiwa karena keindahan dan kekayaan alamnya. Salah satu peninggalan kebudayaan nusantara berupa candi, yang tersebar di sejumlah pelosok negeri.

Salah satu candi bersejarah diantaranya adalah Candi Muaro Jambi di Provinsi Jambi. Tobasatu.com berkesempatan mengunjungi candi yang memiliki area seluas 2.600 hektar tersimpan lebih dari 80 reruntuhan candi dan sisa-sisa permukiman kuno dalam rentang abad IX-XV Masehi tersebut beberapa waktu lalu, yang dituliskan Kamis (17/3/2016).

candi Muaro Jambi merupakan candi peninggalan agama Budha. (tobasatu.com/T Bobby Lesmana)
candi Muaro Jambi merupakan candi peninggalan agama Budha. (tobasatu.com/T Bobby Lesmana)

 

Sekalipun candi-candi di Sumatera tidaklah sepopuler candi lain di Pulau Jawa,  tetapi  situs purbakala yang berada di kawasan ini  diyakini juga sebagai salah satu pusat pengembangan agama Buddha di masa kejayaan Kerajaan Sriwijaya.

Informasi yang tobasatu.com himpun, semua situs yang ad di Candi Muaro Jambi masih banyak yang terbenam dan belum digali. Bahkan Candi Muaro Jambi disebut-sebut salah satu peninggalan purbakala terluas di Indonesia, bahkan menghalahkan Candi Angkor Wat di Kamboja.

Berdasarkan uji  radiasi karbon, maka situs purbakala yang terdapat di kawasan Desa Muaro Jambi, Kecamatan Marosebo, Ulu Kabupaten Muarojambi ini, dipredisikan sudah berdiri kokoh pada abad ke-11 Masehi. Dijangka pada saat itu kawasan ini masih berada di bawah masa pemerintahan  Sriwijaya dan hingga saat ini candi tersebut masih utuh dan dan terawat dengan baik.

Selain  itu, Candi ini merupakan salah satu warisan budaya agama Budha yang bernilai sangat tinggi. Pada bagian-bagian yang terdapat pada bangunan Candi tersebut dapat dibuktikan  bahwa, pada zaman tersebut Candi Muaro Jambi ini pernah dijadikan sebagai salah satu pusat tempat peribadatan agama Budha Tantri Mahayana di nusantara. Bahkan hal ini juga diperkuat dengan adanya beberapa hasil temuan benda sejarah yang terdapat pada Candi Muaro ini. Seperti ditemukannya reruntuhan Stupa, Arca Gajah Singh, Arca Prajinaparamita dan lain sebagainya.

BACA JUGA  Tim Peneliti Arkeolog Temukan Struktur Candi di Medan Marelan
Candi Muaro Jambi saat ini telah diresmikan oleh Presiden RI menjadi Kawasan Wisata Sejarah Terpadu (KWST). (tobasatu.com/T Bobby Lesmana).
Candi Muaro Jambi saat ini telah diresmikan oleh Presiden RI menjadi Kawasan Wisata Sejarah Terpadu (KWST). (tobasatu.com/T Bobby Lesmana).

Selain itu keberadaan Candi Muaro Jambi ini tambah dipertegas dengan datangnya sekelompok para Rohaniawan Budha yang berasal dari luar Negeri dan para Bhiksu asal Tiongkok yang juga datang berkunjung ke Candi Muaro Jambi ini pada beberapa waktu yang lalu.

Karena lambat laun semakin banyak para wisatawan yang datang ke lokasi ini maka pada tahun 2012, Candi Muaro Jambi diresmikan oleh Presiden RI Susilo Bambang Yudhoyono dalam perersmian tersebut disebutkan bahwa, Candi Muaro Jambi ini dijadikan sebagai Kawasan Wisata Sejarah Terpadu (KWST) yang terdapat di Sumatera.

Situs purbakala ini membentang dari barat ke timur di tepian Sungai Batanghari sepanjang 7,5 km.

Kompleks percandian ini dapat ditempuh melalui darat dan sungai dengan jarak dari Kota Jambi sejauh 30 km. Dari sekitar 80 reruntuhan candi yang sudah diketahui, yang oleh masyarakat setempat disebut menapo, baru sebagian kecil yang sudah dipugar. Berdasarkan sisa-sisa reruntuhan yang ada, sebuah bangunan menggunakan batu merah.

Candi-candi yang sudah direstorasi dan bisa dikunjungi wisatawan adalah Candi Vando Astano, Candi Gumpung, Candi Tinggi, Candi Kembar Batu, Candi Gedong 1, Candi Gedong 2, dan kolam Talaga Rajo. Juga kita akan menemui Kanal-Kanal Tua yang mengelilingi komplek percandian ini. Lokasinya tersebar di Desa Muaro Jambi, Kemingking Dalam, dan Danau Lamo.

Situs purbakala ini membentang dari barat ke timur di tepian Sungai Batanghari sepanjang 7,5 km. Kompleks percandian ini dapat ditempuh melalui darat dan sungai dengan jarak dari Kota Jambi sejauh 30 km. Dari sekitar 80 reruntuhan candi yang sudah diketahui, yang oleh masyarakat setempat disebut menapo, baru sebagian kecil yang sudah dipugar. Berdasarkan sisa-sisa reruntuhan yang ada, sebuah bangunan menggunakan batu merah.

BACA JUGA  Usai Diperiksa, Zumi Zola Ditahan KPK 

Candi-candi yang sudah dibangun dan bisa dikunjungi wisatawan adalah Candi Vando Astano, Candi Gumpung, Candi Tinggi, Candi Kembar Batu, Candi Gedong 1, Candi Gedong 2, dan kolam Talaga Rajo. Juga terdapat Kanal-Kanal Tua yang mengelilingi komplek Percandian ini. Lokasinya tersebar di Desa Muaro Jambi, Kemingking Dalam, dan Danau Lamo.

Dari Kota Jambi menuju lokasi Candi Muaro Jambi ini membutuhkan waktu setengah jam perjalanan ke arah barat daya. Pada paruh setelah melewati Jembatan Batanghari II maka kita akan melihat perkebunan sawit disepanjang sisi jalan hingga mendekati lokasi candi.

Tarif per orang dikenakan Rp5 ribu dan parkir kendaraan roda empat juga Rp5 ribu rupiah. Selanjutnya kita dapat menggunakan jasa sewa sepeda dengan tarif sepuluh ribu rupiah untuk berkeliling kawasan candi yang rata-rata jarak antara candi sekitar 1 kilometer. Susana teduh dan rindang akan kita temui sepanjang jalan antara candi dengan situs candi lainnya. (ts-09)