HeadlinePeristiwa

Gubsu Imbau Masyarakat Tidak Mudah Terprovokasi

13
×

Gubsu Imbau Masyarakat Tidak Mudah Terprovokasi

Share this article
Gubsu Tengku Erry Nuradi saat meninjau vihara di Tanjungbalai, pasca kerusuhan yang terjadi pada Jumat (29/7/2016) yang lalu. (tobasatu.com)

tobasatu.com, Tanjung Balai | Gubernur Sumatera Utara (Sumut) Ir H Tengku Erry Nuradi meminta masyarakat Tanjungbalai untuk tidak mudah terprovokasi akan isu-isu yang bernuansa Suku, Agama dan Ras (SARA). Sehingga, konflik antar umat beragama seperti yang terjadi pada Jumat (29/7/2016) yang lalu tidak terulang kembali.

Hal itu diungkapkan Tengku Erry dihadapan tokoh masyarakat dan tokoh lintas agama, saat melakukan rapat bersama Forum Koordinasi Pimpinan Daerah (FKPD) Sumut yang antara lain dihadiri Pangdam I/BB Mayjen (TNI) Lodewyk Pusung, Kapolda Sumut dan Irjen Pol Raden Budi Winarso bersama jajaran Pemko Tanjungbalai, di pendopo rumah dinas Walikota Tanjungbalai, Jl.Sudirman, Kota Tanjungbalai, Minggu (31/7/2016).

Turut hadir dalam pertemuan tersebut Walikota Tanjung Balai M Syahrial SH MH, Ketua DPRD Tanjung Balai Bambang Haryanto dan sejumlah Kepala SKPD.

Dalam kesempatan tersebut, Erry mengimbau seluruh masyarakat Tanjung Balai, baik beragama Islam maupun Budha untuk berfikir secara rasional dan tidak emosional dalam menghadapi situasi yang terjadi di lingkungan masyarakat. Selain itu, seluruh lapisan masyarakat diharapkan tidak mudah terprovokasi dengan isu yang dapat merusak harmonisasi dan kerukunan umat beragama.

“Selayaknya, tidak terjadi aksi pelarangan adzan di masjid. Begitu juga aksi perusahakan rumah ibadah. Hal yang sederhana jangan sampai memicu benturan di tengah masyarakat,” pesan Erry.

Agar konflik kecil ditengah masyarakat tidak menjadi besar, Erry mengimbau Pemko Tanjung Balai mengaktifkan Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) sebagai wadah koordinasi seluruh pemuka dan tokoh agama.

“FKUB merupakan garda terdepan dalam mengantisipasi konflik horizontal. Jika ada masalah, tokoh agama, tokoh masyarakat yang tergabung dalam FKUB dapat langsung mengambil langkah strategis untuk mengantisipasi dan meredam agar tidak pecah menjadi amuk massa,” ujar Erry.

Selain itu, Pemko Tanjung Balai juga diharapkan memperkuat Forum Kewaspadaan Dini yang menjadi media koordinasi amntara TNI, Polri, BIN, Organisasi Kemasyarakatan, Organisasi Kepemudaan, Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM).

“Forum ini juga sangat membantu dalam mengantisipasi terjadinya kesalahfahaman di tengah masyarakat. Semua informasi yang berkembang ditengah masyakarat, dapat dihimpun, kemudian menjadi dasar berpijak dalam menentukan langkah antisipasi,” tambah Erry.

Dalam kesempatan itu, Erry menegaskan, Sumut merupakan provinsi yang kaya akan suku, adat istiadat dan agama. Terdapat 3 kelompok etnis utama di Sumut yakni etnis lokal, etnis nusantara dan etnis mancanegara.

Etnis lokal di Sumut sebanyak 8 etnis, enam diantaranya Puak Batak yaitu Batak Simalungun, Toba, Pakpak Karo, Angkola, Mandiling ditambah etnis Melayu dan Nias. Sedangkan etnis nusantara diantaranya etnis Jawa, Minang, Aceh, Sunda, Bugis, Banjar dan lain sebagainya. Etnis mancanegara diantaranya etnis Arab, China, India dan lainnya.

“Bahkan populasi etnis Jawa mencapai 35 persen di Sumut. Tetapi selama ini kita dapat hidup berdampingan secara harmonis. Kita dalam bingkai Bhinnneka Tunggal Ika. Walau berbeda tetapi tetap satu,” papar Erry. (ts-02)

Ayo baca konten menarik lainnya dan follow kami di Google News.