Longsor Bencana Paling Mematikan Sejak 3 Tahun Terakhir

1192
Pihak BPBD bersama masyarakat berupaya mencari korban yang tertimbun tanah longsor di Kabupaten Purworejo Jawa Tengah. (tobasatu.com)

tobasatu.com, Jakarta | Masyarakat Indonesia diminta mewaspadai bencana alam longsor yang diprediksi masih akan terus terjadi di sejumlah wilayah hingga awal 2017 mendatang.

Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) melansir longsor merupakan jenis bencana alam yang paling mematikan sejak tiga tahun terakhir, dimana kasus teranyar tewasnya 4 korban longsor yang menimbun mobil di Jl.Kolonel Masturi RT.07/06 Kampung Keramat Desa Cikahuripan Kecamatan Lembang, Kabupaten Bandung Barat pada Selasa (15/11/2016).

Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB Sutopo Purwo Nugroho dalam keterangannya kepada wartawan, menyebutkan bahwa longsor adalah jenis bencana yang paling mematikan sejak tahun 2014, 2015 dan 2016 ini.

Berdasarkan data sementara, secara nasional hingga Rabu (16/11/2016) terdapat 487 kejadian longsor yang menyebabkan 161 orang tewas, 88 orang luka, 38.092 orang menderita dan mengungsi dan ribuan rumah rusak.

Kejadian bencana longsor setiap tahun juga menunjukkan kecenderungan yang meningkat dalam 10 tahun terakhir. Jika pada tahun 2007 terdapat 104 kejadian, kemudian berturut-turut tahun 2008 (112 kejadian), 2009 (238), 2010 (400), 2011 (329), 2012 (291), 2013 (296), 2014 (600) dan 2015 (515). Selama 10 tahun terakhir terdapat 3.372 kejadian longsor di Indonesia yang menimbulkan korban jiwa 1.685 orang tewas, 1.657 jiwa luka-luka, 443.998 jiwa menderita dan mengungsi, dan lebih dari 22.000 rumah rusak akibat longsor.

Korban tewas yang ditimbulkan pun cukup besar yaitu tahun 2007 (93 orang tewas), 2008 (102), 2009 (76), 2010 (266), 2011 (171), 2012 (119), 2013 (190), 2014 (372) dan 2015 (135). Tentu ini bukan angka statistik belaka. Satu korban bencana adalah suatu tragedi dan harus diminimalkan.

Jutaan masyarakat Indonesia terancam dari bencana longsor. Apalagi meningkatnya curah hujan akan meningkatkan pula ancaman bencana longsor. Di Indonesia terdapat 40,9 juta jiwa (17,2% dari penduduk nasional) yang terpapar langsung oleh bahaya longsor sedang-tinggi. Dari total jumlah tersebut terdapat 4,28 juta jiwa balita; 323 ribu jiwa disabilitas, dan 3,2 juta jiwa lansia.

BACA JUGA  Longsor di Tobasa, 8 Meninggal Dunia, 2 Orang Lagi Masih Dicari

“Semua terpapar dari longsor pada saat musim penghujan. Sebagian besar mereka tidak memiliki kemampuan menghindar dan memproteksi dirinya dari bahaya longsor. Bahkan masih banyak masyarakat yang tidak paham antisipasi mengenai longsor. Mitigasi bencana, baik struktural maupun non struktural masih sangat minim sehingga setiap musim penghujan longsor mengancam jiwa dan harta milik masyarakat,” tutur Sutopo.

Daerah rawan longsor sesungguhnya sudah dipetakan. Peta skala 1 : 250.000 sudah dipetakan dan dibagikan kepada seluruh Pemda. Bahkan PVMBG Badan Geologi menyusun peta prediksi longsor bulanan sesuai dengan ancaman curah hujan yang akan terjadi.

Selama 10 tahun terakhir daerah-daerah yang paling banyak terjadi longsor adalah Jawa Tengah (1.126 kejadian), Jawa Barat (858), Jawa Timur (387), Sumatera Barat (149), dan Kalimantan Timur (83).

Daerah-daerah lain juga sering terjadi longsor saat hujan deras. Daerah rawan longsor yang perlu memperoleh perhatian serius adalah daerah-daerah pegunungan dan perbukitan yang banyak penduduknya seperti di  Bukit Barisan dari Aceh, Sumut, Sumbar, Bengkulu, Sumsel, Lampung; Jawa bagian tengah dan selatan; Bali, NTT, NTB, Maluku dan Papua; dan 4 Sulawesi (hampir sebagian besar semua wilayah dengan topografi pegunungan yang berpotensi longsor dan banjir bandang). (ts-02)