Pengungsi Korban Gempa Aceh Bertambah, BNPB Percepat Pendataan

1007
Posko Utama BNPB di Kabupaten Pidie Jaya, Provinsi Aceh. (tobasatu.com/dok BNPB).

tobasatu.com, Pidie Jaya | Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mempercepat pendataan pengungsi korban gempa di Kabupaten Pidie Jaya, Provinsi Aceh, karena jumlah pengungsi kian hari terus bertambah.

Data dari Humas BNPB Sutopo Purwo Nugroho, hingga Minggu (12/12/2016) atau hari ke enam masa tanggap darurat gempa bumi berskala 6,5 SR di Aceh, jumlah korban meninggal sebanyak 101 orang, dimana 94 korban sudah diidentifikasi. Sebanyak 666 orang menderita luka-luka yaitu 134 luka berat dan 532 luka ringan.

Pengungsi terus bertambah karena masuknya laporan dari pos pengungsian ke posko utama. Tercatat jumlah pengungsi 83.838 orang yang tersebar di 124 titik. Pengungsi tersebut berasal dari Pidie Jaya sebanyak 82.122 orang di 120 titik dan 1.716 orang di 4 titik di Kabupaten Bireuen.

Distribusi 82.122 orang pengungsi di Pidie Jaya adalah Kecamatan Meureudu 13.965 orang, Meurah Dua 11.391, Trianggadeng 18.512, Bandar Baru 14.209, Pante Raja 8.153, Bandar Dua 3.170, Ulim 9.763, dan Jangka Buaya 2.959 orang. Sedangkan 1.716 orang pengungsi di Bireuen tersebar di Matang Mns Blang 1.100 orang, Masjid Matang Jareung 13, Masjid Alghamamah 405, dan Masjid Kandang 198 orang.

Kerusakan fisik akibat gempa meliputi rumah 11.668 unit, masjid 61 unit, meunasah 94 unit, ruko 161 unit, kantor pemerintahan 10 unit, fasilitas pendidikan 16 unit, dan lainnya. Pendataan detil masih terus dilakukan oleh petugas di lapangan.

Wakil Bupati Pidie Jaya, Said Mulyadi, selaku Komandan Satgas Tanggap Darurat di Pidie Jaya mengatakan data  terkait kerusakan infrasturktur, rumah, ruko, fasum (kantor pemerintah, pendidikan, masjid) lain belum diterima dengan sempurna.

“Camat telah diperintahkan sampaikan hari ini untuk disampaikan sebagai data sementara. Rumah yang hancur dan berapa yang rusak berat, sedang dan ringan harus segera didata dan dilaporkan ke Posko Utama. Data kerusakan rumah diperlukan terkait dengan rencana pemerintah memberikan bantuan stimulan nantinya.,” tutur Said Mulyadi.

Menanggapi jumlah pengungsi yang terus bertambah, Said Mulyadi menyampaikan, data pengungsi yang terus melonjak harus dicermati. Pihaknya kata Said, akan mengambil sikap penanganan selanjutnya untuk menghindari lonjakan pengungsi.

Said menuturkan untuk menghindari lonjakan pengungsi langkah yang akan dilakukan diantaranya  melakkan penyaluran logistik langsung ke desa masing-masing sesuai dengan jumlah jiwa dari KK. Bantuan yang disalurkan disepakati untuk kebutuhan pokok, beras, minyak goreng, telor, dan gula.

“Kita sepakati kita buat rekap kebutuhan selama 7 hari,” sebut Said.

Sementara itu, Kepala BNPB Willem Rampangilei menyatakan data dampak bencana harus secepatnya dituntaskan. Sebab jika tidak ada database yang valid, akan sulit untuk menyelesaikan pendataan pengungsi. Menentukan pengungsi yang berhak bantuan menurutnya harus diverifikasi by name by address.

“Bantuan selanjutnya adalah bantuan stimulus pembangunan rumah. Kita menunggu pendataan rumah selesai. Saya sudah perintahkan Deputi Rehabilitasi dan Rekontruksi BNPB untuk turunkan tim menghitung kerugian dan kerusakan, serta biaya untuk pemulihan pasca gempa,” kata Willem Rampangilei. (ts-03)