tobasatu.com, Medan | Dewan Pimpinan Pusat Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (DPP IMM) menggelar nonton film dan diskusi kebudayaan bertajuk peace, culture and harmony, Sabtu (4/03/2017), di Kantor PP Muhammadiyah. Acara ini diselenggarakan bekerjasama dengan Kedutaan besar Azerbaijan di Jakarta.
Film yang didiskusikan adalah Endless Corridor yang merupakan film dokumenter besutan Aleksandras Brokas. Film yang bercerita tentang perjalanan dua wartawan asal Lithuania yang kembali ke Azerbaijan pasca 20 tahun meliput pembantaian di Khojaly. Mereka mendapati cerita menyayat hati dari para korban yang kehilangan sanak saudaranya.
BACA JUGA:
Ketua DPP IMM Ratu Lala mengungkapkan, pemutaran film ini merupakan wujud dari kepedulian IMM terhadap kemanusiaan.
“IMM sebagaimana khittahnya merupakan organisasi yang anti terhadap kesewenang-wenangan dalam bentuk apapun, siapa yang berbuat demikian maka menjadi musuh IMM,” ujar Ratu Lala, dalam keterangannya yang diterima redaksi tobasatu.com.
Melalui bedah film ini, kata Ratu Lala, diharapkan publik dan kader IMM bisa faham bagaimana peta global percaturan dunia sehingga dapat menjadi optik untuk melangkah di masa depan ujar lala yang juga merupakan mahasiswa pascasarjana Universitas Bung Hamka (UHAMKA).
Sementara itu dalam sambutannya Duta Besar Azerbaijan untuk RI Tamerlan Garayev mengucapkan terima kasih kepada IMM yang telah menyelenggarakan nonton dan diskusi film ini.
“Film endless corridor merupakan dedikasi untuk peringatan 25 tahun pembantaian Khojaly” ujarnya.
Pembantaian Khojaly sendiri terjadi pada 26 Februari 1992 yang mengakibatkan 613 korban termasuk 106 perempuan dan 63 anak-anak meregang nyawa. Akibat pembantaian ini hubungan antara 2 negara tetangga Azerbaijan dan Armenia masih memanas.
Film yang diceritakan oleh Jeremy Irons ini telah mendapat berbagai penghargaan internasional bergengsi dan telah diputar di berbagai belahan dunia. (ts-09)