tobasatu.com, Medan | Rencana PDAM Tirtanadi menaikkan tarif air, hendaknya dibarengi dengan peningkatan kualitas, kuantitas dan kontinuitas pelayanan ke seluruh pelanggan.
Demikian dikatakan akademisi Irfan Simatupang, saat mengikuti acara sosialisasi kenaikan tarif PDAM Tirtanadi di Kantor Camat Medan Polonia, Kamis (6/4/2017). Dia berharap, kenaikan tarif bisa menciptakan air yang siap diminum langsung dari keran air.
BACA JUGA:
“Saya jadi ingat waktu saya masih kecil dulu, di mana saya sering meminum air sungai secara langsung dan itu kita harapkan kepada PDAM Tirtanadi agar bisa membuat air di keran langsung bisa diminum oleh pelanggan,” ujarnya.
Ia juga mengatakan PDAM Tirtanadi pasti akan berbuat dan mengambil keputusan yang baik terkait kenaikan tarif air minum ini.
“Selama itu masih dalam kajian yang benar, kami rasa kenaikan tarif air minum ini bisa diterima dan ditolerir masyarakat,” katanya.
Sosialisasi kenaikan tarif air PDAM Tirtanadi ini banyak disambut positif oleh masyarakat, dan banyak pula pertanyaan dari masyarakat tentang pelayanan dan air yang disalurkan PDAM Tirtanadi yang masuk ke rumah pelanggan kurang bagus.
Seperti halnya Kepling 12 Kelurahan Polonia, Suratman mengatakan kenaikan tidak menjadi masalah bagi dirinya dan warganya. Namun, katanya, dibalik dari kenaikan yang dicanangkan PDAM Tirtanadi, mereka harus membuat bagaimana air itu bersih dan layak dikonsumsi oleh pelanggan PDAM Tirtanadi.
Ia juga mengutarakan keluhan ke Tirtanadi terkait air yang disalurkan banyak mengandung pasir. Mendengar pertanyaan tersebut, Direktur Air Minum PDAM Tirtanadi, Delviandri langsung mengatakan fenomena air kotor ini dikarenakan adanya pipa yang bocor yang masuk ke dalam pipa kemudian masuk ke rumah pelanggan.
Namun, untuk mengantisipasi itu, kata Delviandri, pihaknya acapkali memberikan disinfektan agar cacing tersebut tidak berkembang biak. “Itupun keluhan dari pelanggan akan secepat mungkin kami tindaklanjuti,”katanya.
Sementara untuk air kotor, katanya, hal itu dikarenakan adanya Wash Out (WO) yang artinya adanya pembuangan dari endapan air.
“Nah mungkin air kotor sampai ke rumah pelanggan karena WO tidak dibuka. Kami sangat mengharapkan partisipasi dari pelanggan agar menghubungi halo tirtanadi apabila ada keluhan dan kami akan merespon dengan cepat keluhan dari pelanggan,”katanya.
Dalam sosialisasi tentang kenaikan tarif air ini, ada juga pelanggan yang menanyakan tentang biaya pemasangan baru yang harganya tidak sama. Seperti halnya yang dikatakan Sumantri warga kelurahan Sarirejo. Ia mengutarakan kalau dirinya ingin membuat pemasangan baru namun diminta pihak PDAM Tirtanadi sekitar Rp5 Juta. Sama halnya dengan Kepling I Kelurahan Sarirejo, Gimun. Ia juga melontarkan pertanyaan terkait pemasangan baru pelanggan PDAM Tirtanadi.
Warga Jalan Bilal Gang Bersama ini diminta Rp 15 Juta untuk pemasangan baru, padahal katanya jarak antara gangnya dengan Jalan Bilal tidak jauh. Pertanyaan kedua warga tersebut langsung dijawan Direktur Air Minum Delviandri. Ia mengatakan pemasangan baru pelanggan PDAM Tirtanadi itu dikenakan biaya Rp 1.750.000. Jadi, apabila rumah warga yang hendak menjadi pelanggan baru PDAM Tirtanadi jauh dari pipa distrubusi, biaya pemasangan pipa ditanggung oleh warga yang hendak melakukan pemasangan baru.
Untuk mengantisipasi mahalnya pemasangan biaya sambungan pipa ke pipa distribusi, sangat diharapkan kepada semua warga yang ada di sekitar daerah yang dimaksud untuk saling berkontribusi. (ts-02)