tobasatu.com, Medan | Atraksi drama Pongol dari etnis Batak Toba memeriahkan Panggung Seni Budaya (PSB) di Jalan Pulau Penang, Medan, Sabtu (6/5) malam. Pengunjung dan Wakil Walikota Medan Ir Akhyar Nasution yang hadir dalam kesempatan itu, juga terlihat manortor bersama.
PSB diawali dengan penampilan musik dan lagu. Lagu-lagu yang dibawakan juga terkenal, sehingga para penonton ikut bernyanyi bersama. Setelah disuguhi dengan musik, lagu, dan tari, digelar drama “Pongol” yang kian menambah ketertarikan penonton.
BACA JUGA:
Saat pementasan drama dimulai, jumlah penonton juga kian bertambah. Para warga ini berdiri di jalan hingga berpotensi memacetkan arus lalu lintas. Dengan sigap saat itu juga panitia mencari tikar dan akhirnya paera penonton yang tidak mendapat tempat bisa duduk lesehan di depan panggung.
Pertunjukan drama Pongol yang sarat dengan nilai tradisi ini kian memukau penonton. Drama mengisahkan tentang riwayat Manggalae yang mengorbankan jiwa dalam perang mempertahankan Negeri Uluan. Sang Panglima Perang yang tangkas melakukannya dengan kesadaran ksatria.
Sang ayah, Raja Rahat berduka setelah melihat tanda Manggalae (putera Mahkota, anak semata wayang) tak kan kembali. Tetua adat, datu-datu, dan tokoh masyarakat membuat patung, roh Manggalae dipanggil dalam upacara. Sordam dan gondang sabangunan bertalu-talu pelipur lara sang ayah, hingga ayam berkokok.
Legenda ini bertahan walau zaman terus bergerak membawa modernitas dan kecanggihan teknologi. Legenda ini bersua dengan situasi sosial, ekonomi, politik dan budaya yang mengubah wajah peradaban masyarakat Danau Toba.
Setelah suguhan drama ini, PSB malam itu seolah mendapat puncaknya dengan acara manortor bersama. Panitia mengajak seluruh penonton, termasuk Wakil Wali Kota untuk manortor bersama. Suasana pun jadi gembira. Dan penonton tampak puas dan terkesan. Kemudian pngunjung pun menjadikan dua patung si gale-gale untuk menjadikan objek selfie. (ts-02)