Headlinemedan

Yuk Kenalan dengan 2 Pembawa Baki Bendera Paskibraka Sumut

89
×

Yuk Kenalan dengan 2 Pembawa Baki Bendera Paskibraka Sumut

Share this article
Miza Salsabila, siswi SMA Negeri 1 Kuala, Kabupaten Langkat terpilih sebagai pembawa baki bendera untuk upacara pengibaran bendera. (tobasatu.com).

tobasatu.com, Medan | Menjadi anggota Pasukan Pengibar Bendera Pusaka (Paskibraka) merupakan prestasi yang membanggakan bagi seorang siswa. Sebab tak semua orang mendapatkan kesempatan tersebut, karena ketatnya kualifikasi yang ditentukan bagi calon peserta.

Karena itulah Miza Salsabila, siswi SMA Negeri 1 Kuala, Kabupaten Langkat, merasa sangat terharu karena bisa terpilih sebagai pembawa baki  pada upacara pengibaran bendera Merah Putih yang akan dilakukan pada  pagi hari saat Peringatan Kemerdekaan RI yang ke-72 pada 17 Agustus 2017, di Lapangan Merdeka Medan.

Rasa haru juga menyelimuti Likasih Harita, siswi SMA Swasta Teluk Dalam, Nias Selatan, yang terpilih sebagai pembawa baki sore, yang akan membawakan bendera Merah Putih pada upacara penurunan bendera.

Likasih Harita, siswi SMA Swasta Teluk Dalam, Nias Selatan, yang terpilih sebagai pembawa baki sore, yang akan membawakan bendera Merah Putih pada upacara penurunan bendera. (tobasatu.com).

Baik Miza maupun Likasih merasa sangat bangga luar biasa bisa terpilih menjadi anggota Paskibraka dan bahkan dipercaya sebagai pembawa baki pada upacara bendera peringatan Hari Kemerdekaan ke-72 di Lapangan Merdeka Medan pada 17 Agustus 2017.

“Sungguh terharu dan bangga luar biasa karena bisa terpilih menjadi anggota Paskibraka bahkan menjadi pembawa baki,” tutur Miza ditemui wartawan disela-sela pengukuhannya sebagai calon anggota Paskibraka Provinsi Sumut, Kamis (15/7/2017) di Gubernuran Jalan Sudirman, Medan.

Menurut Miza Salsabila yang telah mengikuti Paskib sejak duduk di bangku SMP, dirinya sangat senang bisa terpilih sebagai pembawa baki. Sebelumnya, saat seleksi di tingkat kabupaten pun menurut Miza dia sudah terpilih sebagai pembawa baki.

“Kemarin seleksi kabupaten saya terpilih jadi pembawa baki. Ini Alhamdulillah seleksi provinsi, saya terpilih jadi pembawa baki lagi,” tutur anak kedua dari 3 bersaudara ini.

Putri kedua dari pasangan Misnadi dan Siti Zahra ini mengaku senang bisa mengikuti proses seleksi menjadi calon anggota Paskibraka, sebab selama mengikuti karantina mulai 1 Agustus hingga 16 Agustus, banyak hal baru yang didapatnya diantaranya diajari tentang disiplin yang tinggi, tata krama, dan cara makan yang benar.

“Pokoknya di asrama kami berbeda dari yang biasa didapat di rumah, jauh lebih bagus,” sebut dara yang memiliki tinggi 166 cm ini.

Agar dapat menjalankan tugasnya sebagai pembawa baki dengan baik, dibutuhkan stamina yang kuat,  karena itu Miza mendapatkan pelatihan fisik diantaranya latihan membawa beban yang lebih berat.

“Sebagai pembawa baki tentu yang diutamakan adalah fisik yang kuat. karena itu saat latihan kami membawa beban yang lebih berat, meski nantinya baki yang kami bawa hanya berisi kain bendera,” sebut Miza yang memiliki hoby menari tari melayu, Karo dan Batak ini.

Selain itu tambah gadis kelahiran 22 Januari 2002 di Kecamatan Kuala Langkat ini, kesehatan juga nomor satu. Karena menurutnya kalau kesehatannya menurun pasti fisiknya juga menurun.

Hal senada diungkapkan Likasih Harita, yang bertugas membawa baki sore untuk upacara penurunan bendera. Dara kelahiran 7 Juli tahun 2000 yang memiliki tinggi badan 165 cm ini menuturkan butuh fisik yang kuat untuk bisa menjadi anggota Paskibraka.

Namun putri dari pasangan Anelamaisi Harita dan Sihiva Naauri S ini mengaku tidak sulit untuk mengikuti keseluruhan rangkaian seleksi karena hoby renangnya membuat tubuhnya lebih bugar.

Sementara Mayor Hendra Nasution selaku Ketua Purna Paskibraka Indonesia, menuturkan untuk menjadi seorang anggota Paskibraka dibutuhkan suatu performance, talenta, dan smart.

Mayor Hendra Nasution selaku pelatih yang juga Ketua Purna Paskibraka Indonesia. (tobasatu.com)

Siswa yang mengikuti seleksi paskibraka menurut Hendra berasal dari 33 kabupaten/kota di Sumatera Utara, dimana seleksi dilakukan pada bulan April meliputi 2 tahap, yakni tahap pertama mencari Paskibraka provinsi, dan mencari perwakilan Sumatera Utara untuk dikirim ke Istana Negara.

Saat ini ada 66 anggota paskibraka, dimana masing-masing daerah mengirimkan perwakilan satu putra dan satu putri.

“Mereka adalah siswa siswi terbaik di kabupaten/kota yang telah melewati seleksi di daerahnya masing-masing. kemudian provinsi menerima dan inilah input yang kita terima, kita kelola dan kita bina,” sebut Mayor Hendra.

Mereka ini akhirnya mengalami yang namanya Desa Bahagia, mulai tanggal 1 Agustus hingga 26 Agustus. Mereka ini tergabung dalam satu kelompok yang namanya pasukan pengibar bendera pusaka.

Pasukan pengibar bendera pusaka terdiri dari kelompok 8, 17 dan 45. Di Sumut, menurut Hendra, seluruhnya diawaki oleh Paskibraka. Mereka akan bertugas pagi dan sore dengan formasi yang telah dibentuk yakni Formasi Merdeka.

Untuk bisa lolos mengikuti seleksi Paskibraka menurut Mayor Hendra, ada beberapa aspek yang harus diperhatikan yakni aspek jasmani, rohani, intelektual dan kecakapan, ketangkasan dan kemahiran dalam bidang baris-berbaris. (ts-02)

 

Ayo baca konten menarik lainnya dan follow kami di Google News.