tobasatu.com, Medan | Vihara Borobudur di Jalan Imam Bonjol Medan, Jumat (8/9/2017) dijaga ketat aparat kepolisian, saat ratusan umat muslim yang berasal dari sedikitnya 40 elemen ormas Islam, menggelar aksi keprihatinan atas pembantaian yang dialami muslim Rohingya.
Teriakan takbir terdengar menggema, disela-sela orasi yang disampaikan pengunjukrasa.
BACA JUGA:
Dalam aksinya, pengunjukrasa menyatakan umat Islam menyatakan marah dan prihatin atas kekejaman yang dilakukan tentara Myanmar dan Biksu Budha terhadap umat muslim Rohingya yang merupakan kelompok minoritas di Myanmar.
Menurut massa, aksi yang dilakukan tentara Myanmar dan kelompok milisinya sangat tidak berperikemanusiaan karena umat Islam dibantai saat tengah menjalankan ibadah sholat subuh.
Bahkan anak-anak dan kaum wanita yang tak berdosa ikut menjadi korban pembantaian.
Massa yang berkumpul di masjid Agung Jalan Diponegoro Medan dengan berjalan kaki menuju Vihara Borobudur Jalan Imam Bonjol Medan.
Namun aparat kepolisian telah memasang blokade dengan mobil dan kawat berduri guna mengantisipasi hal-hal yang tidak diinginkan.
Dua legislator yang beragama Budha Brilian Moktar dan Wong Chun Sen terlihat berada di depan Vihara Borobudur.
Menurut Brilian Moktar, secata pribadi dia menyatakan keprihatinan atas kekerasan yang dialami muslim Rohingya.
Karena menurut Brilian, tak ada satupun agama dimuka bumi ini yang mengajarkan kekerasan.
“Saya selaku umat Budha merasa prihatin, karena sesungguhnya ajaran Budha adalah ajaran yang penuh welas asih,” sebutnya.
Hingga saat ini aksi masih berlangsung, dan delegasi massa diterima oleh perwakilan umat Budha di Vihara Biribudur. (ts-02)