BACA JUGA:
tobasatu.com, Denpasar | Kaldera Batur di Kabupaten Bangli, Provinsi Bali, merupakan geopark nasional pertama yang masuk dalam jaringan anggota taman bumi sejak ditetapkan oleh UNESCO sebagai Global Geopark Network (GGN) pada 2012 lalu.
Terdapat 21 geosite di Kaldera Batur diantaranya geosite Gunung Batur dan geosite Danau Batur, yang terkenal dengan keelokan alam, jejak arkeologi dan geologi, serta kekhasan budaya masyarakat di sekitar kawasan tersebut.
Sehingga banyak daerah yang ingin mempelajari seperti apa pengelolaan objek wisata berbasis kebudayaan di Bali, termasuk Provinsi Sumatera Utara yang kini tengah berupaya agar Geopark Kaldera Toba yang terbentang di 7 kabupaten/kota di Sumut dapat ditetapkan menjadi bagian dari Global Geopark Network.
Atas dasar itulah Pemerintah Provinsi Sumatera Utara melalui biro Humas dan Keprotokolan Setdaprov berupaya mempelajari seperti apa pengelolaan kekayaan alam serta kultur budaya yang mendunia di Bali, dengan melakukan studi banding ke daerah tersebut.
Kunjungan Pemprovsu ke Bali antara lain dihadiri Asisten Setdaprov Sumut OK Zulkarnain bersama Kabiro Humas dan Keprotokolan Illyas Sitorus didampingi Kabag Humas Indah D Kumala, serta mengikutsertakan sejumlah wartawan yang bertugas di Unit Pemprovsu, pada 13 – 16 September 2017.
Dalam kunjungan ke Kantor Gubernur Bali di Denpasar pada Jumat, 15 September 2017, tim Pemprovsu mendapatkan penjelasan mengenai pengelolaan pariwisata berbasis kebudayaan yang ada di Bali, yang dikenal sebagai surga wisata di penjuru dunia, khususnya mengenai pengelolaan Kaldera Gunung Batur dan Danau Batur yang letaknya berdekatan.
Tim diterima Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Pemkab Bangli, Drs.Wayan Adnyana dan Kabag Publikasi Pengolahan dan Penyaringan Info Biro Humas dan Protokol Setda Provinsi Bali, Made Ady Mastika, serta Koordinator Museum Gunung Api Batur Desak Made Andriani, di Kantor Gubernur Bali.
Asisten Setdaprov mewakili Gubernur Sumatera Utara menyebutkan, bahwa Pemprov Sumut dalam hal ini tengah mendapat tugas untuk mendorong bagaimana peningkatan kawasan wisata Danau Toba yang juga merupakan Kaldera seperti Gunung Batur di Bali. Karenanya melalui informasi yang diperoleh dari pemerintah setempat, Sumut bisa mengambil contoh.
“Kunjungan kami ini, selain untuk ajang silaturahim antara dua pemerintah provinsi, juga mengharapkan oleh-oleh pembelajaran dari pemerintah Provinsi Bali,” sebutnya.
Lewat kunjungan itu, kata OK Zulkarnain diharapkan dapat menggali informasi mengenai bagaimana strategi, program dan kegiatan Pemprov Bali dalam menyiapkan masyarakat yang sadar wisata sebagai modal utama dalam pengembangan industri wisata, agar dapat dijadikan sebagai percontohan untuk Sumatera Utara.
Dalam kesempatan itu, OK Zulkarnain juga menyebutkan Pemprovsu ingin mengetahui bagaimana Pemerintah Provinsi Bali mensinegikan seluruh SKPD dan stakeholder dalam menunjang dan mendukung industri pariwisata di Bali.
Kabag Publikasi Pengolahan dan Penyaringan Info Biro Humas dan Protokol Setda Provinsi Bali, Made Ady Mastika menyampaikan bahwa dalam pengelolaan kawasan wisata di provinsinya, diperlukan sinergi antara provinsi dengan pemerintah kabupaten/kota yang ada. Namun pihaknya mengakui jumlah dan luas daerah di Sumut jauh lebih besar hampir empat kali lipat.
“Barangkali tugasnya sama dengan Sumut. Jika ada persoalan, biasanya kita lakukan hunting bersama pihak media juga, untuk melihat apa yang sebenarnya terjadi,” sebut Adnyana.
Sedangkan Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Bangli Made Ady Mastika menyampaikan bahwa keragaman geologi, kekayaan budaya dan hayati menjadi indikator bagaimana Gunung Batur serta Danu Batur yang berada dalam satu kawasan Kaldera dikelola dengan baik sehingga kawasan tersebut kembali mendapatkan pengakuan (validasi) oleh UNESCO pada 2016 lalu setelah empat tahun ditetapkan.
“Salah satu yang membuat keunikan Kaldera Batur menjadi perhatian itu karena aksesibilitasnya. Sebagaimana moto Geopark ‘Memuliakan Bumi, Mensejahterakan Masyarakat’, maka soal geopark masuk dalam kurikulum pendidikan. Termasuk saat liburan, anak sekolah diajak berkunjung ke lokasi,” sebutnya.
Selain itu, Pemprov Bali juga menerapkan konsep One Village One Product. Bagaimana keterlibatan masyarakat dalam pengembangan dan pengelolaan kawasan wisata menjadi prioritas pemerintah. Karena itu pula, konsep homestay diterapkan di kawasan sepeti Kaldera Gunung Batur khususnya.
“Kami akan sangat senang jika Danau Toba bisa mendapat pengakuan sebagai bagian dari taman bumi oleh UNESCO,” ujarnya.
Usai kunjungan ke Kantor Gubernur Bali di Denpasar, tim juga berkesempatan berkunjung ke Museum Geopark Batur dan mendapatkan penjelasan mengenai sejarah Geopark Batur yang resmi menjadi anggota GGN pada September 2012, oleh Koordinator Museum Gunung Api Batur Desak Made Andriani. (ts-02)
Ayo baca konten menarik lainnya dan follow kami di Google News.