HeadlineNasional

Aksi ‘Kartu Kuning’ Mahasiswa UI ke Jokowi Dianggap Protes Elegan 

82
×

Aksi ‘Kartu Kuning’ Mahasiswa UI ke Jokowi Dianggap Protes Elegan 

Share this article

tobasatu.com, Jakarta | Gaya protes Ketua Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Universitas Indonesia (UI), Zaadit Taqwa, yang meniup peluit dan mengacungkan simbol kartu kuning ke arah Presiden RI Joko Widodo dinilai aksi yang elegan.

Menurut Direktur Eksekutif Voxpol Center, Sarwi Pangi Chaniago,  protes dengan cara itu merupakan gaya khas generasi millenial dalam mengkritik dan mengingatkan pemerintah.  “Saya kira tidak ada caci maki alias hate speech, anarkisme dan lain sebagainya. Habitus politik yang bagus, otokritik yang disampaikan mahasiswa dengan simulasi pemain main bola,” katanya dikutip dari RMOL, Jumat (2/2/2018).

Gaya kritik yang dihadapi Jokowi ini bahkan jauh lebih halus ketimbang yang diterima Presiden ke-6 RI, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), saat berkuasa. Ketika itu, kritik yang disampaikan ke SBY kerap sangat frontal.  “Di era SBY, kritik sangat bengis dan parah. Mulai dari bakar foto presiden  SBY sampai demo pakai kerbau tulisan SiBuYa,” urainya.  Aksi Zaadit sendiri dinilainya sangat menarik. Sebab, unjuk rasa yang dilakukan oleh puluhan ribu orang belum tentu bisa mendapat respons publik yang dahsyat.

Namun, aksi seorang Ketua BEM UI meniup peluit dan mengacungkan “kartu kuning” langsung jadi trending topic sehingga efektif mengingatkan pemerintah.  Ia juga memuji Presiden Jokowi yang merespons protes Zaadit dengan bijak. Apalagi, Zaadit sama sekali tidak mendapat perlakuan kasar dan represif dari Paspampres.  “Saya melihat itu fenomena  biasa saja, masih sesuai trayek demokrasi, yaitu kebebasan dalam ruang publik,” imbuhnya.

Semestinya, Jokowi pun mengucapkan terima kasih karena banyak pihak sudah mengingatkan dia untuk menuntaskan janji kerja.  “Persis seperti simulasi main bola, pemain diminta untuk hati-hati karena sudah mendapat kartu kuning. Political message meminta pemerintah untuk berhati-hati supaya enggak mendapatkan kartu merah,” tegas Pangi.  Terakhir, ia menilai tindakan Paspampres yang tidak berlebihan juga membuat citra Presiden Jokowi tidak otoriter seperti tuduhan banyak orang selama ini.

Aksi protes itu terjadi di dalam Balairung UI. Zaadit Taqwa diamankan Paspampres karena mengacungkan simbol kartu kuning ke Jokowi.  BEM UI dalam pernyataan persnya menyatakan, aksi simbolik membunyikan peluit dan pemberian kartu kuning yang ditujukan kepada presiden bermaksud sebagai peringatan kepada Jokowi. Karena masih banyak isu yang membuat masyarakat resah atas kondisi Indonesia. (ts)