tobasatu.com, Medan | Pemangku kepentingan di Sumatera Utara menyambut positif penggarapan film layar lebar karya sineas lokal berjudul Haji Asrama dengan menyebutnya sebagai awal dari kebangkitan film Sumut. Film bergenre sosial religi ini mulai produksi sesegera mungkin.
“Saya menyambut baik rencana produksi film HAS dan berharap ini menjadi momentum yang tepat untuk kebangkitan film Sumatera Utara,” kata Bupati Serdang Bedagai, Soekirman, saat memberi kata sambutan pada acara syukuran atas segera diproduksinya Film HAS, di Wing Hotel Kualanamu, Deli Serdang, Sumatera Utara, Kamis (22/2).
BACA JUGA:
Disebutkan Soekirman, Film HAS berawal dari sebuah pemikiran dan khayalan seorang Onny Kresnawan yang ingin diwujudkan secara bergotong-royong. Soekirman mengibaratkan perjuangan memproduksi Film HAS seperti menggapai puncak gunung.
“Gunung yang tinggi hanya sebuah gunung tinggi sebelum kita daki. Tapi setelah kita daki, puncaknya akan berada di bawah telapak kaki kita. Jadi jangan takut untuk berjuang,” katanya.
Soekirman berkeyakinan, kolaborasi banyak pihak bisa mewujudkan mimpi ini. “Saya yakin masih ada kata gotong royong, sponsor dan produser, dan kolaborasi ini akan menjadikan Film HAS booming. “Inilah semangat dari saya, dan tugas saya kemudian akan mempengaruhi pemangku kepentingan lain. Artis senior yang tergabung di PARFI, berilah resep yang baik kepada aktor. Masak Film Naga Bonar saja yang booming, HAS juga harus,” ucapnya semangat.
Pada kesempatan itu, Soerkirman diberi kehormatan untuk memotong dan memberikan nasi tumpeng kepada sutradara, dan kru, sebagai wujud syukur atas akan diproduksi Film HAS. “Ini sebagai bentuk doa dan dukungan atas prodiksi Film HAS. Saya doakan produksi film ini berjalan lancar,” katanya.
CEO Aroma Bakery Cake Shop, Suhardi, mengatakan sangat mendukung untuk kemajuan film lokal. “Kita ingin menjadikan Sumut sebagai destinasi. Brand-brand lokal juga harus maju. Dirilisnya film ini akan mendongkrak wisata sumut. Tidak hanya lokal, tapi nasional. Dengan film ini, kearifan lokal, wisata lokal, produk lokal, akan bisa dilirik banyak orang,” ujar Suhardi.
Executive Producer, Yunie Pilliang, cukup bersemangat atas ajakan kolaborasi Onny Kresnawan untuk memproduksi film HAS. “Dengan model patungan, saya yakin ini bisa. Ini menjadi tangggungjawab bersama. Dengan adanya film ini, saya yakin ini menggiatkan kembali perfilman Sumut,” katanya.
Sutradara Onny Kresnawan mengatakan, Film HAS lebih kepada bagaimana agar semangat perfilman Sumut bisa bangkit.
“Harapan bahwa ini bukan sebuah film yang biasa saya lakukan, yang bernuasa dokumenter. Ini merupakan film layar lebar dengan tema religi. Malu juga dengan teman di Makasar yang sudah lebih dahulu memproduksi film religi. Semoga film ini memberikan nuansa bagi kebangkitan film Sumut,” ujarnya.
Onny menyebutkan, dalam memproduksi film, apalagi untuk format layar lebar, membutuhkan biaya yang tidak sedikit. Karenanya, kata dia, perlu dukungan para stakeholder sehingga juga dapat memberi semangat kepada para sineas.
Disebutkan, Film HAS berkisah tentang dua karakter yang bertolakbelakang, Mahmud dan Burhan, diantara perjalanan dunia dengan spiritual dalam proses “mencari” Tuhan.
“Dengan dibalut muatan moralitas, spiritual serta humanis yang khas, Film HAS juga kami kemas dengan nuansa jenaka gaya Medan yang plural serta seni, budaya dan keindahan alam yang mungkin luput dari banyak orang,” kata Onny Kresnawan.
Untuk diketahui, pembuatan film ini akan mengambil tempat di Medan dan Serdang Bedagai dengan durasi pengambilan gambar selama 15 hari, editing 2 bulanan. Selain sektor swasta, juga hadir pada syukuran itu : Bank Sumut, Pertamina, PARFI Sumut, DKSU Sumut, Pemda Serdang Bedagai, Komunitas Sedekah Bareng, Yayasan Al Fattah Medan, NGO, para seniman dan media.
Dalam kesempatan itu juga disuguhkan live acting performance dari Film HAS, yakni gambaran langsung proses pengambilan film, lagu sebagai tema film serta teaser. (ts-09)