195 Juta Wanita Terkena Penyakit Ginjal Kronis

1070
RS USU menggelar seminar memperingati Hari Ginjal Sedunia, Rabu (7/3/2018). (tobasatu.com)

tobasatu.com, Medan | Penyakit Ginjal Kronis (PGK) masih menjadi momok yang menakutkan khususnya bagi kaum wanita. Berdasarkan data, sekitar 195 juta wanita di seluruh dunia menderita PGK, dan merupakan penyebab kematian utama ke-8 pada wanita, mendekati 600.000 kematian setiap tahunnya.

“PGK lebih cenderung terjadi pada wanita, dengan prevalensi rata-rata 14% pada wanita dan 12% pada pria,” tutur dr Riri Andri Muzasti, M.Ked (PD), saat tampil sebagai narasumber pada seminar Hari Ginjal Sedunia (World Kidney Day), Rabu (07/03/2018) di Ruang Pertemuan Unit Hemodialisa lantai 4 RS USU.

Hari Ginjal sedunia sendiri jatuh pada tanggal 8 Maret dan diperingati setiap tahunnya dan untuk tahun 2018 mengambil tema Ginjal dan Kesehatan Wanita.

Berdasarkan penelitian, sebut dr Riri, perkembangan PGK lebih lambat pada wanita dibandingkan pria. Jumlah wanita yang menjalani dialisis lebih rendah dari jumlah pria. Beberapa penyakit ginjal yang sering pada wanita yakni Nefritis lupus adalah penyakit ginjal akibat penyakit autoimun. Kemudian Pielonefritis adalah infeksi pada satu atau kedua ginjal serta infeksi saluran kemih.

Penyakit gagal ginjal pada wanita hamil, kata dr Riri juga sangat berisiko besar. Hal itu akan mengurangi kesuburan tetapi konsepsi masih dapat mungkin terjadi. Sementara pada wanita yang berhasil di transplantasi, kesuburan bisa dipulihkan dan kemungkinan kelahiran akan meningkat.

Menurut dr Riri, dibutuhkan kesadaran yang lebih tinggi tentang PGK pada kehamilan, untuk mengidentifikasi PGK tepat waktu, dan penatalaksanaan selama dan sesudah kehamilan. Diakuinya, kehamilan yang tak terpelihara akan menyebabkan pertumbuhan janin terganggu.

“Sama halnya pada kelahiran prematur, apalagi yang immature. Walaupun kemampuan untuk memelihara BBLSR sudah sangat maju dewasa ini. Jumlah nefron yang rendah saat lahir, tidak akan mungkin bertambah lagi. Sementara kesehatan ibu hamil merupakan salah satu upaya pencegahan PGK, HT, DM di masa depan,” ujarnya.

BACA JUGA  Operasi Katarak yang Digelar RS USU Berjalan Lancar

Pada kesempatan itu, dr Riri menyampaikan, dibutuhkan kesadaran yang tinggi, diagnosis yang tepat waktu dan penanganan PGK yang tepat pada kehamilan. Kehamilan mungkin merupakan kesempatan yang baik untuk diagnosis dini PGK, sehingga memungkinkan perencanaan intervensi terapeutik.

Sementara Direktur Utama RS USU Dr dr Syah Mirsya Warli, Sp.U (K) saat membuka seminar Hari Ginjal Sedunia di RS USU menyatakan tingginya angka penyakit gagal ginjal di dunia sangat memprihatinkan. “Hal ini tentunya harus dicari solusi termasuk di antaranya bagaimana meningkatkan sosialisasi dan mengedukasi masyarakat tentang bahaya gagal ginjal,” sebutnya.

Hadir dalam kesempatan seminar itu Pelayanan Medik dan Keperawatan, dr Riyadh Ikhsan, M.Ked (DV), Sp.KK, Direktur Umum, Sumber Daya Manusia, dan Keuangan dr Dewi Indah Sari Siregar, M.Ked (Clin Path).,Sp.PK dan Direktur Diklat, Penelitian dan Kerjasama dr Sake Juli Martina, Sp.FK . (ts-17)