tobasatu.com, Medan | Ustadz Abdul Somad Batubara, Lc, MA, mengapresiasi Film Haji Asrama (HAS) dan merasa bangga karena film tersebut merupakan karya sineas asal Sumatera Utara.
“Nah, ini saya ini. HAS itu Haji Abdul Somad,” kata pria kelahiran Silau Lima, Asahan, Sumut ini, tertawa ketika ditunjukkan poster Film HAS oleh Co.Producer Sri Wahyuni Nukman sebelum tampil memberi tausiah di Yayasan Pendidikan Islam Haji Masri Darul Ilmi Murni, Deli Tua, Deli Serdang, Kamis (8/3/2018).
BACA JUGA:
Ustadz kelahiran 18 Mei 1977 dan merupakan luluan Universitas Al Azhar Kairo ini memberi ceramah di hadapan ribuan jamaah atas undangan Keluarga Besar Yayasan DIM. Tampak hadir pada acara itu antara lain H. Masri Nur, DR. H. Deddy Masri, Lc, MA, H. Musa Rajekshah, kelompok perwiritan ibu se-Kota Medan dan santriawan-santriawati DIM.
“Bagus ya anak Medan sudah buat film,” komentar Ustadz Abdul Somad, yang terburu-buru harus segera menuju mimbar.
Dalam ceramahnya, Ustadz Abdul Somad juga sempat menyinggung bagaimana dia belajar dan bertemu seniornya DR. H. Deddy Masri, Lc, MA saat bersama-sama menimba ilmu di Kairo. Pada kesempatan yang sama, beberapa tokoh yang hadir, seperti H. Masri Nur, DR. H. Deddy Masri, Lc, MA dan H. Musa Rajekshah, menyatakan dukungannya terhadap produksi Film HAS.
Sang Sutradara Film HAS, Onny Kresnawan, mengatakan, sudah sejak sejak lama berharap bisa menghadirkan Ustadz Abdul Somad dalam satu atau dua scene di film besutannya.
“Memang sejak setahun lalu kita rancang bagaimana Ustadz Abdul Somad bisa ikutan tampil di satu dua scene Film HAS. Tapi itu tetap butuh perjuangan panjang untuk mendapatkannnya. Mudah-mudahan perjalanan ini mendapat ridho Allah SWT,” kata Onny Kresnawan ketika dikonfirmasi wartawan.
Onny meyakini kehadiran Ustadz Abdul Somad akan membawa nuansa dan warna lebih pada film HAS mengingat ketokohan sang ustadz.
“Berharap banyak pasti ya, tapi kita masih harus terus membangun komunikasi intens ke timnya Ustadz Abdul Somad,” ujar Onny yang juga Koordinator Komite Film Dewan Kesenian Sumatera Utara ini.
Disebutkan, Film HAS berkisah tentang dua karakter yang bertolakbelakang, Mahmud dan Burhan, diantara perjalanan dunia dengan spiritual dalam proses “mencari” Tuhan. Dengan dibalut muatan moralitas, spiritual serta humanis yang khas, Film HAS juga kami kemas dengan nuansa jenaka gaya Medan yang plural serta seni, budaya dan keindahan alam yang mungkin luput dari banyak orang.
Untuk diketahui, dengan menggunakan metode crowdfunding atau urun dana, HAS akan menjadi film bergenre fiksi drama pertama Sumatera Utara yang melibatkan banyak pihak dalam pengerjaan dan pembiayaan produksinya. Pembuatan film ini akan mengambil tempat di Medan dan Serdang Bedagai dengan durasi pengambilan gambar selama 15 hari, editing 2 bulanan. (ts-09)