Usai Dilantik Mendagri, Pj Gubsu Jalankan Tugas Perdana ke Danau Toba

664
PJ Gubernur Sumatera Utara Drs. Eko Subowo, MBA meninjau langsung pencarian kapl karam KM Sinar Bangun, Sabtu (23/6/2018). (tobasatu.com)

tobasatu.com, Simalungun | Penjabat Gubernur Sumatera Utara Drs Eko Subowo MBA menjalankan tugas perdananya sebagai Pj Gubsu, dengan meninjau lokasi tragedi tenggelamnya KM Sinar Bangun di kawasan Danau Toba, Sabtu (23/6/2018).

Hal ini dilakukan Eko sesuai dengan instruksi Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Tjahjo Kumolo pada pelantikan Penjabat Gubernur Sumatera Utara (Pj Gubsu), Jumat (22/6/2018).

Pj Gubsu Eko Subowo bersama Kepala Basarnas Marsekal Madya TNI Muhammad Syaugi, Kepala KNKT Soerjanto, Danlantamal I Belawan Laksamana Pertama TNI Ali Triswanto SE MSi, mendatangi posko Basarnas dan Posko Pemerintah Kabupaten Simalungun di Tigaras Kabupaten Simalungun.

Eko Subowo menyampaikan bahwa musibah ini bukan hanya musibah pihak keluarga saja, tetapi musibah bersama, musibah masyarakat Sumut, bahkan seluruh Indonesia. “Oleh karenanya saya mengimbau agar seluruh keluarga korban dapat bersabar dan bertawakal agar korban segera ditemukan,” ujarnya.

Menurutnya, kejadian ini hendaknya menjadi pembelajaran semua pihak untuk kedepannya, agar memperbaiki sistem prosedur standar keselamatan di bidang angkutan sungai, danau dan penyeberangan.

Dari data yang diperoleh, Kepala Basarnas M Syaugi menjelaskan kepada bahwa korban yang sudah ditemukan dalam kecelakaan maut tersebut berjumlah 21 orang dimana yang selamat 18 orang. Serta yang meninggal dunia menjadi tiga orang dan sudah diserahkan kepada pihak keluarga masing-masing. Sedangkan korban yang belum ditemukan diperkirakan mencapai 184 orang.

Dijelaskannya, memasuki hari keenam ini sudah tidak ada lagi dari pihak keluarga yang melaporkan kehilangan anggota keluarganya.

“Basarnas terus berupaya melakukan pencarian korban yang hilang, walaupun dalam SOP nya hanya 15 hari tetapi kita akan terus berupaya semaksimal mungkin sampai batas waktu yang tidak ditentukan,” jelasnya.

Karena itu, Syaugi berharap semua pihak baik dari Pemerintah Pusat, Pemprovsu dan Pemkab sekitar wilayah Danau Toba serta para relawan dan masyarakat terus  memberikan dukungannya. “Memang yang menjadi kendala saat ini adalah kita tidak mengetahui berapa kedalaman Danau Toba tersebut. Kita beserta tim gabungan telah menggunakan teknologi sonar untuk mendeteksi posisi kapal di dasar danau yakni Multi Beam Echo Sounder,” katanya.

BACA JUGA  Pesta Danau Toba Terancam Tidak Maksimal, Jelang Hari 'H' Kadis Pariwisata Plesiran ke Bali

Teknologi sensor ini akan dapat mendeteksi logam yang ada di dalam air hingga kedalaman 600 meter. Tetapi ternyata sensor ini juga belum dapat mendeteksi lokasi tenggelamnya KM Sinar Bangun. “Sehingga diperkirakan kapal tenggelam lebih dari 600 meter. Untuk itu kami sedang menanti Beam Echo Sounder yang dapat mendeteksi hingga 2.000 meter,” ungkapnya.

Selain itu, dinginnya air Danau Toba dan visibilitas terbatas di dalam air juga membuat tim penyelam  tidak bisa berbuat banyak. “Kami akan mengerahkan semua daya dan upaya serta mempergunakan alat tercanggih yang kita punya untuk pencarian dan penyelamatan korban tenggelamnya kapal KM Sinar Bangun,” ucapnya.

Sementara itu, Danlantamal I Belawan Laksamana Pertama TNI Ali Triswanto SE MSi, mengatakan kedepannya semua pihak wajib memperhatikan standarisasi angkutan di sungai, danau dan penyeberangan.

“Karena KM Sinar Bangun dari ukuran panjang dan lebar tidak layak bertingkat tiga, kemudian untuk jendela kapal yang terbuat dari kaca hendaknya tidak boleh dipakai terali (jeruji) lagi. Sehingga jika terjadi kecelakaan penumpang dapat segera memecahkan kaca jendela untuk penyelamatan,” katanya. (ts-02)