BACA JUGA:
tobasatu.com, Jakarta | Rusaknya akses jalan akibat gempa 7 SR yang mengguncang wilayah Nusa Tenggara Barat dan Bali membuat distribusi logistik terkendala. Kerugian akibat gempa di NTB mencapai lebih dari Rp5,04 triliun.
Menurut Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB Sutopo Purwo Nugroho, Senin (13/8/2018), evakuasi korban yang tertimbun bangungan runtuh dan longsor masih dilakukan oleh Tim SAR gabungan.
Distribusi bantuan logistik ke pengungsi juga terus dilanjutkan ke seluruh pelosok daerah yang terdampak gempa. Bantuan air bersih dilakukan dengan tanki air. Bak-bak penampungan air dan hidran umum di pengungsian terus ditambah.
“Kendala yang dihadapi dalam distribusi logistik adalah banyaknya akses jalan yang rusak. Minimnya transportasi bantuan logistik untuk disalurkan ke pengungsi yang berada di perbukitan karena jalur tersebut sempit dan banyak kendaraan lalu lalang,” bebernya.
Untuk mengatasi ini, katanya, tiga helikopter dari BNPB, TNI dan Basarnas digunakan untuk distribusi bantuan ke daerah terisolir. Kebutuhan mendesak hingga saat ini adalah tenda, selimut, makanan siap saji, terpal alas tidur, MCK, air bersih, perbaikan jaringan komunikasi, penerangan atau listrik, kendaraan untuk distribusi logistik, dan kebutuhan dasar sehari-hari.
Dampak kerugian ekonomi akibat gempa di Nusa Tenggara Barat sangat besar. Kedeputian Rehabilitasi dan Rekonstruksi BNPB terus melakukan perhitungan kerusakan dan kerugian akibat gempabumi di NTB, baik gempa 6,4 SR pada 29 Juli 2018 maupun gempa 7 SR pada 5 Agustus 2018.
Hasil sementara hitung cepat kerusakan dan kerugian akibat gempa di NTB mencapai lebih dari 5,04 triliun. Angka ini sementara, hanya berdasarkan basis data pada 9 Agustus 2018. Dipastikan dampak ekonomi lebih dari Rp5,04 triliun nantinya.
Kerusakan dan kerugian lebih dari Rp5,04 triliun tersebut berasal dari sektor permukiman Rp3,82 triliun, infrastruktur Rp7,5 miliar, ekonomi produktif Rp432,7 miliar, sosial budaya Rp716,5 miliar, dan lintas sektor Rp61,9 miliar.
“Kerusakan dan kerugian terbanyak adalah sektor permukiman yang kenyataan puluhan ribu rumah penduduk rusak berat, bahkan banyak yang rata dengan tanah,” tandasnya. (ts)
Ayo baca konten menarik lainnya dan follow kami di Google News.