BACA JUGA:
tobasatu.com, Medan | Tensi politik menjelang Pileg dan Pilpres 2019 mulai tinggi. Para politisi diminta tidak menggunakan agama sebagai komoditas politik.
Hal tersebut dikatakan aktifis sosial, Dadang Darmawan Pasaribu S.Sos, M.Si dalam diskusi publik Dzikir PolitikĀ dengan tema ‘Diskusi medsos dan fenomena post truth’, Kamis (20/2018) malam di Djonk Cafe di Jalan William Iskandar Pasar V Medan Estate. Selain Dadang, diskusi yang diadakan oleh komunitas Meja Inspirasi (MI)Ā ini turut menghadirkan Darmansyah S.HI, sebagai keynote speaker.
Panelis pada diskusi ini adalah Poltak Oloan Harahap, S.HI yang merupakan salah satu tokoh pemuda di Sumut dan dimoderatori oleh Sujarwo. Pada paparannya, Dadang Darmawan menyebutĀ media sosial (medsos) hari ini telah bergeser substansinya menjadi wadah berekspresi para pendukung calon presiden dan wakil presiden pada tahun 2019.
Namun, sangat disesalkan forum di medsos justruĀ melahirkan diskusi-diskusi yg tidak sehat dalam menyampaikan pendapat serta berargumen. Tidak ada menghargai perbedaan politik serta tidak substansif.Ā Ā “Fenomena ini tentu sangat mengkhawatirkan terancamnya persatuan bangsa, apalagi dengan menguatnya politik identitas,” ujar Dadang Dermawan.
Oleh sebab itu, Dadang berharapĀ Ā agar para politisi jangan menjadikan agama sebagai alat untuk meningkatkan popularitas dan elektabilitasnya. Karena lewat bungkus agama opini masyarakat akan terbangun bahwa sosok yang menampilkan bungkus tersebut adalah sosok yang agamis atau religius.
“Fenomena ini sebenarnya bukan fenomena yang baru dalam dunia politik, karena sebelumnya dalam perhelatan politik di negara-negara eropa seperti di Jerman sudah pernah terjadi. Namun, kita berharap agar itu (agama) jangan dipakai nanti dalam berpolitik,” pinta Dadang.
Ditambahkan pengajar ini, sebaiknya para politisi menjalankan nilai-nilai kebaikan yang diajarkan oleh agama. “Akan lebih baik jika politisi mengedepankan sikap kejujuran, amanah, santun, adil, tidak korupsi, menjaga alam dan lainnya,” tandasnya.
Berdasarkan pantauan timĀ tobasatu.com, kegiatan diskusi tersebut berjalan dengan menarik. Sebab beberapa aktivis-aktivis organisasi mahasiswa dari UINSU, Unimed, dan UMA hadir. Acara ditutup dengan penggalangan dana untuk korban gempa di Lombok, Nusa Tenggara Barat (NTB). (ts-06)
Ayo baca konten menarik lainnya dan follow kami di Google News.