BACA JUGA:
tobasatu.com | Kaum millenials memang sedang diperbincangkan. Generasi yang sering disebut sebagai Generasi Y ini membawa perubahan-perubahan baru dalam gaya hidup di masyarakat. Apa yang sedang kini menjadi perhatian masyarakat, bisa dikaitkan secara langsung oleh kebiasaan-kebiasaan anak muda yang menurut para peneliti sosial dikelompokkan pada generasi yang lahir antara 1980-2000 ini.
Seakan kaum millenials bebas bergerak dan apapun yang dilakukannya dan menjadi sesuatu yang viral akan menjadi contoh bagi anak muda lainnya. Namun demikian, mereka pun seharusnya punya landasan kuat atau pembelajaran agar apa yang dilakukan bisa tetap dalam koridor norma yang berlaku di masyarakat. Mudah saja sebenarnya untuk bisa mendapatkan pijakan kuat tersebut misalnya dengan cara berpergian saat sedang hari libur atau traveling.
Dengan melakukan perjalanan ke berbagai tempat atau traveling menjadi salah satu hal yang menyenangkan dan berpengaruh bagi hidupnya. Hal tersebut termasuk kepada semua indera perasa yang dipunyai.
Berikut ini beberapa alasan mengapa traveling bisa memberi pengaruh besar pada mental anak Millenial.
Traveling dapat mengubah pandangan terhadap dunia
Apabila mereka adalah orang perkotaan yang sibuk dengan kerjaan di dalam kantor dan tidak pernah bepergian keluar melihat hal baru, maka hidupnya bisa jadi sia-sia belaka. Ombak yang berdebur keras menuju pantai, indahnya alam bawah laut, melihat sunset di garis horizon hingga melihat asap gunung berapi yang sedang menyembur, itu semua adalah keindahan dunia. Jika mereka tidak melihat semuanya ini saat muda, bisa jadi mereka tidak ada tantangan dan pandangan yang luas sert peka akan keajaiban alam yang bisa berpengarus pada kepurtusan yang akan diambil selanjutnya.
Traveling dapat menambah teman
Mungkin mereka merasa orang di sekitarnya mempunyai sifat yang tidak jauh berbeda. Tapi saat menjelajah, mereka akan mempelajari budaya baru yang tentunya akan merubah pandangan. Mereka akan merasakan betapa pentingnya untuk berkomunikasi dan menjalin pertemanan dengan orang lain dari budaya yang berbeda.
Traveling dapat membuat lebih empati
Mereka akan belajar untuk lebih bersyukur terhadap apa yang sudah didapatkan di dalam hidup. Karena dengan berpergian akan bisa melihat orang diluar sana ternyata masih banyak yang merasakan kesukaran. Kelaparan, perang, musim dan cuaca yang tidak jelas yang menyulitkan kehidupan mereka. Jalanan mereka banyak yang rusak karena perang, kelaparan terjadi dimana-mana.
Traveling dapat mengedukasi diri sendiri
Beberapa orang mengakui, saat belajar di sekolah tentang sejarah secara teori di atas kertas sangatlah membosankan. Melihat tempat-tempat kuno di atas kertas yang harus kita baca. Tetapi saat mereka bepergian langsung ke tempat tersebut, tentunya mereka akan takjub dan lebih menghargai bangunan-bangunan megah kuno yang biasa dilihat di buku. Esensi yang terkandung dari bangun tersebut akan memberikan arti bagi hidup mereka betapa pentingnya sejarah dalam hidup.
Traveling menjadi sarana belajar keuangan sejak dini
Sebelum dan saat melakukan perjalanan, mereka akan dituntut oleh keadaan untuk belajar mengenai manajemen keuangan dan waktu. Contoh mudah mereka akan lebih memilih untuk mencari tiket pesawat murah dibanding dengan harga normal. Mereka akan terus mengatur bujet yang miliki agar bisa memenuhi kebutuhan sehari-hari selama melakukan traveling. Jadi traveling merupakan kegiatan yang sangat penting.
Traveling menawarkan pengalaman dan cerita yang lebih kaya
Ketika mereka melakukan traveling, tentu banyak pengalaman dan kisah dapat dibagikan. Mereka bisa berbagi cerita mengenai perilaku sosial, adat istiadat bahkan ekonomi kepada keluarga, sahabat maupun teman baru. Banyak platform tempat untuk menyampaikan cerita serti media sosial, website hingga blog. Dengan begitu, mereka bisa memberikan aspirasi dan manfaat kepada orang lain melalui perjalanan yang telah ditempuh. (ts)