Cerita Warga Medan Terakhir Bertemu Sayyad Milne, Korban Penembakan Masjid di New Zealand

40180
Keluarga Jhon dan Nuraini yang merupakan orangtua Sayyad Milne, korban penembakan masjid di New Zealand. Sayyad Milne terlihat berdiri di belakang mengenakan baju kaos putih.(dok.pribadi)

tobasatu.com | Aksi penembakan yang dialami umat muslim saat tengah beribadah shalat Jumat di Masjid Al Noor, Christchurch, Selandia Baru (New Zealand), mendatangkan duka bagi jutaan umat muslim di dunia.

Termasuk bagi keluarga asal Medan, Sumatera Utara, yang pernah bertemu dengan Sayyad Milne, seorang remaja berusia 14 tahun yang ikut tewas diberondong peluru pria bersenjata itu.

Sayyad Milne, remaja 14 tahun yang ikut tewas dalam aksi penembakan masjid di New Zealand. (dok.pribadi)

Iin Arsianti warga Medan yang tinggal di kawasan Denai, kepada tobasatu.com, Minggu (17/3/2019) menuturkan, bahwa dia bertemu dengan Sayyad Milne dan keluarga saat berlibur bersama suami dan anak-anaknya ke New Zealand, di penghujung tahun 2018 lalu.

Iin menuturkan, Sayyad Milne merupakan putra dari Nuraini–yang merupakan warga negara Singapura dan Jhon Milne, pria warga negara New Zealand.

Sayyad Milne saat ini merupakan pelajar di Cashmere High School, Selandia Baru. Setiap Jumat remaja ini diantar ibunya untuk melaksanakan shalat Jumat di Masjid Al Noor. Sayyad tengah berada di masjid tersebut saat peristiwa naas itu terjadi.

Keluarga Iin Arsianti saat bertemu dengan Jhon Milne, ayah dari Sayyad Milne. (dok.pribadi)

“Rasanya gak percaya dan sedih waktu dengar kabar penembakan ini ada nama Sayyad Milne jadi korban. Saat kami berlibur ke New Zealand kemarin, kami sempat bertemu dengan Sayyad Milne sekeluarga. Ibunya kak Nuraini merupakan teman sekolah kak Yati saudara saya di Singapura,” tutur Iin.

Saat berkunjung di kediaman Sayyad Milne, kata Iin, remaja tersebut terkesan pendiam. “Kami nggak banyak ngobrol dengan Sayyad. Kami lebih banyak ngobrol dengan ayahnya Jhon dan ibunya kak Nuraini. Sesekali Sayyad yang dalam kesehariannya berbahasa Inggris itu menimpali menggunakan bahasa ibunya bahasa Melayu,” kata Iin.

Sebagaimana diberitakan, seorang teroris sebelumnya telah memberondong Masjid Al Noor di Christchurch, New Zealand dengan tembakan yang mengakibatkan 40 orang meninggal dunia. Penembakan dilakukan saat korban tengah melaksanakan ibadah shalat Jumat.

Saat menjalankan aksinya, pria tersebut menyiarkan secara langsung perbuatannya itu di media sosial Facebook live streaming. (ts-02)