tobasatu.com, Medan | Komunitas Muslimah Peduli Generasi menggelar diskusi yang mengambil tema “Media Katalisator Perjuangan Islam”, Rabu (22/5/2019) di Restoran Wong Solo Jalan Gajah Mada Medan.
Diskusi ini dirangkai dengan acara berbuka puasa, yang dihadiri sejumlah anggota Forum Jurnalis Perempuan (FJPI) Sumatera Utara.
Salah satu pembahasan yang disampaikan Ketua Komunitas Muslimah Peduli Generasi Sri Cahyo Wahyuni, SPi adalah mengenai people power yang saat ini menjadi topik yang paling hangat, menyusul naiknya suhu politik tanah air pasca pengumuman hasil penghitungan suara Pemilu 2019 secara nasional pada Senin (21/5/2019).
People power menurut Sri Cahyo Wahyuni yang akrab disapa Yuni, adalah bentuk ketidakpuasan rakyat terhadap rezim yang diktator dan gagal dalam mensejahterakan rakyat.
“People power terjadi karena rakyat menginginkan perubahan, tumbangnya rezim diktator,” sebut Yuni.
Namun people power juga menurutnya tanpa visi dan pemimpin yang jelas akan rawan terjadi pembajakan dan berpotensi menimbulkan kekacauan, perusakan hak milik umum, konflik horizontal hingga pembantaian sesama umat Islam.
Sebab sebagaimana diketahui Indonesia merupakan negara dengan Islam sebagai agama mayoritas, dan umat Islam tersebar di kubu dua pasangan calon Presiden.
People power menurut Yuni juga kontraproduktif dengan tujuan membawa negara ke arah yang lebih baik jika yang terjadi malah kerusakan dan pertumpahan darah.
“People power berbahaya karena jika tidak berhasil menumbangkan rezim maka akan membuat penguasa tambah bengis dan paranoid,” ujarnya.
Disinilah menurutnya media sangat berperan penting dalam pembentukan opini people power. Sebagai pilar ke empat demokrasi, media dinilainya memiliki peran strategis sebagai agent of change, alat propaganda efektif dan lihai dalam memainkan opini publik.
Namun peran media yang saat ini dinilainya tidak netral dan sangat menunjukkan keberpihakan kepada rezim yang berkuasa, dinilai Yuni sebagai pemicu munculnya people power.
Pemilik taman bacaan Tahfiz Qur’an ini menilai umat bisa berubah jika mau berubah dengan perubahan yang terarah. Hanya perubahan yang benar saja yang akan membawa kita kepada kebaikan, keadilan, kedamaian, kesejahteraan dan keridhaan Allah SWT.
Sebagaimana diketahui, Indonesia baru saja melangsungkan Pemilihan Umum (Pemilu) dan pemilihan Presiden (Pilpres) tahun 2019, yang diikuti dua pasangan calon Joko Widodo – Ma’ruf Amin (nomor urut 1) dan Prabowo Subianto – Sandiaga Uno (nomor urut 2). Hasil penghitungan yang dilakukan Komisi Pemilihan Umum (KPU) akhirnya memenangkan pasangan Capres nomor urut 1. (ts-02)