Warga Asahan Berhasil Ubah Sampah Plastik Jadi BBM

2555
M Sayudi (57), warga Desa Mekar Sari Kecamatan Buntu Pane, Asahan berhasil menemukan teknologi baru yang bisa mengubah sampah plastik menjadi Bahan Bakar Minyak (BBM).

tobasatu.com, Asahan | M Sayudi (57), pensiunan perkebunan BUMN yang merupakan warga Desa Mekar Sari Kecamatan Buntu Pane, Asahan berhasil menemukan teknologi baru yang bisa mengubah sampah plastik menjadi Bahan Bakar Minyak (BBM). 

Sayudi berharap pemerintah menindaklanjuti hasil penemuannya itu agar sampah yang ada bisa dimanfaatkan.

Penelitian yang dilakukannya sejak tahun 2019 dengan cara otodidak tersebut berhasil membuat 1 Kg sampah plastik menjadi 0,7 liter BBM yang terdiri dari solar sebanyak 60 %, minyak lampu sebanyak 15 %, dan bensin sebanyak 25 %.

“Setelah lima kali melakukan penelitian dengan alat seadanya, akhirnya saat ini saya berhasil menciptakan mesin tersebut. Mesin itu terbuat dari alat seadanya bang, maklumlah, modal terbatas bang. Dalam pembuatan mesin, saya menghabiskan biaya Rp 8,6 juta, “ungkap Sayudi saat ditemui di rumahnya, Rabu (4/3/2020).

Dirinya mengungkapkan, awal terciptanya mesin pengolah sampah plastik ini berangkat dari pengalaman pribadinya sendiri. Sayudi sangat prihatin dengan banyaknya sampah plastik yang berserakan. Terlebih ia mendapatkan informasi bahwa plastik memiliki kandungan minyak di dalamnya. 

“Saya bukan akademisi, tetapi saya punya kemauan dan tekad serta kepedulian terhadap masalah sampah,” ujarnya.

Meski dirinya tidak memiliki latar belakang akademis yang berhubungan dengan teknik, semangat Sayudi tak lantas surut. Beragam cobaan pernah menerpa dirinya di saat awal membuat mesin tersebut, mulai dari kompor meledak, hingga terkena percikan minyak panas akibat bocornya tabung. Namun, penelitiannya tersebut akhirnya membuahkan hasil positif.

Dirinya menjelaskan, cara yang dilakukan adalah mengubah sampah plastik menjadi senyawa lain melalui proses pirolisis. Setelah itu, dilakukan pemisahan senyawa-senyawa yang dihasilkan oleh mesin tersebut hingga menjadi BBM murni. 

“Pada prosesnya, limbah plastik akan diubah menjadi cair dan gas serta residu berupa padatan. Gas yang tidak terkondensasi juga diharapkan sebagai bahan bakar,” terangnya.

Sayudi menjelaskan, di dalam pengolahan tersebut, diperlukan waktu sekitar 6 jam untuk menghasilkan BBM. 

“Hasilnya telah dicoba ke sepeda motor saya sendiri bang. Alhamdulillah, sepeda motor saya tersebut dapat berjalan sebagaimana mestinya, dan sampai saat ini, sepeda motor tersebut tidak mengalami permasalahan,” terangnya.

Pensiunan kebun milik BUMN ini bersedia hasil penemuannya tersebut diuji ke laboratorium.

Diharapkan, penemuan ini bisa mendapatkan perhatian dari Pemerintah, baik permodalan maupun arahan serta bimbingan.

“Karena saya bercita-cita ingin memproduksi mesin tersebut. Agar dapat mengatasi permasalahan sampah yang ada di bumi ini,” harapnya. (ts-21)