Tumbuh dari Gang Kecil Beredar ke Penjuru Kota, Gojek Traffic Generator UMKM

441
Teks Foto : Rahmi tengah menunjukkan salah satu produk jualannya, masker kain di workshopnya.

tobasatu, com, Medan | Rahmi (32) tampak bersemangat merangkai strap masker di salah satu kamar berukuran 3×3 meter di rumah kontrakannya, Gang Kelapa, Jalan Pelita 1, Medan. Kamar yang sebelumnya untuk tamu, Ia sulap menjadi ruang menjahit dan merangkai berbagai aksesoris yang dibutuhkan customernya.

Mimi, panggilan akrab ibu dari satu orang anak ini memulai usahanya di awal kabar terdeteksi Covid-19 di Kota Wuhan akhir tahun 2019 yang membuat masyarakat Indonesia termasuk di Kota Medan mulai menggunakan masker saat beraktivitas ke luar rumah. “Saya lihat orang-orang mulai rajin pakai masker, suami saya juga wajib pakai masker di kerjaannya,” ujar Mimi saat ditemui di kediamannya. 

Dengan modal kain perca yang dibeli dari tukang jahit di sekitar rumahnya serta mesin jahit dari aplikasi belanja online seharga Rp100ribu, Mimi mulai mencoba peruntungan dengan membuat masker kain.

“Saya beli kain perca di tukang jahit sekitar Rp50 ribu terus mesin jahit portable online seharga Rp100 ribu, awal masih untuk dipakai sendiri karena suami wajib menggunakan masker saat kerja. Setelah jahitannya rapi, saya suruh suami bawa ke tempat kerjanya dan Alhamdulilah mulai banyak pesanannya,” ujar Mimi sembari mengatakan suaminya bekerja di salah satu pabrik ban di Medan.

Lanjut Mimi, perusahaan tempat suaminya bekerja menjadi salah satu yang terdampak usai Covid-19 dinyatakan masuk ke Indonesia. Meski tidak ada PHK, perusahaan mengurangi jam kerja seluruh karyawan. Mimi pun merasa perlu menambah lagi variasi dari produk yang dijual dan menarik pelanggan baru agar penjualan meningkat sehingga bisa membantu keuangan keluarganya.

“Karena suami pemasukannya mulai berkurang imbas Covid-19 saya pun mulai variasikan produk jualan biar bisa dipasarkan lebih luas lagi. Masker kainnya saya variasikan, kemudian saya buat strapnya, labelnya saya buat Mye Collection biar lebih muda untuk dikenali,” katanya.

Mimi pun mulai giat menambah stok jualan, Ia mulai mempromosikan produknya melalui jejaring online facebook dan instagram. Produknya mulai dikenal, pelanggan datang dari Kota Medan dan sekitarnya, bahkan ada yang dari Aceh, Riau hingga Jakarta. 

Setelah berhasil memenuhi pesanan customer, masalah pengiriman barang menjadi kendala, Mimi mengaku kesulitan saat ingin mengantarkan barang ke jasa pengiriman barang requestan customernya. Tak hanya itu, saat pelanggan di Medan mengajak COD atau minta barang cepat diantar Ia juga bingung karena punya balita dan tidak bisa mengendarai sepeda motor. Mimi pun mengaku satu-satunya cara yang bisa Ia manfaatkan adalah fitur GoShop dan GoSend dari Aplikasi Gojek.

“Pelanggan saya mulai banyak khususnya di Kota Medan. Ada yang minta COD, ada yang minta diantar, ada juga yang mau datang ke rumah karena mau pilih beli banyak untuk dijual lagi, ada juga yang beli minta dikirim melalui jasa pengiriman bisanya dari luar kota. Tapi karena situasi masih pandemi, saya juga punya anak dan tidak bisa bawa sepeda motor jadi semua saya tawari kirim via GoSend dan Goshop, bahkan untuk kirim ke via jasa pengiriman juga saya pakai GoSend. Alhamdulilah, gojek membantu sekali saat pandemi,” ujar Mimi.

Lanjutnya, dalam sehari saat pandemi pelanggan Mimi bisa mencapai 5 sampai 20 orang. 

“Sehari saat pandemi kemarin pernah sampai 20 orderan, kalau rata-rata per hari sih sekitar 5 sampai 10 orderan. Katanya mereka butuh masker kain biar hemat, ada juga yang mau dijual lagi. Keuntungan sehari saat itu bisa mencapai Rp50 ribu hingga Rp300 ribu,” ujarnya.

Saat ini, selain masker dan strapnya, Mimi juga membuat souvenir lain seperti bros jilbab dan gantungan kunci. Ia pun mencari peruntungan lain dengan menjual roti serba seribu di Jalan Halat. Mimi mengaku hingga kini masih setia menggunakan aplikasi Gojek untuk mengantarkan barang dagangannya ke beberapa customer yang tidak bisa beli langsung.

Selain Mimi, Fatimah pemilik usaha ayam penyet dan jus, Uan Juice di Jalan Seksama mengaku hal sama. Selama pandemi, pelanggannya banyak yang ragu-ragu ke luar rumah dan hanya mampu mengandalkan Gofood. “Saat pandemi kemarin 70 persen penjualan via Gofood. Kami terbantu sekali,” ujar Fatimah.

Setelah pandemi mulai mereda, diakui Fatimah masalah lain yang mereka hadapi saat cuaca yang tak menentu. “Kalau dulu Covid-19, sekarang kendalanya sama cuaca. Kalau sudah hujan deras yang beli langsung ke warung sangat sepi, bersyukurnya masih ada GoFood dari aplikasi Gojek yang bisa dimanfaatkan. Sampai saat ini rata-rata orderan dari GoFood bisa sampai 20 persen dari seluruh penjualan, kalau hujan bisa hampir 50 persen,” ujarnya.

Dorong UMKM Go Digital

Sementara itu, Penasehat Forum Kewirausahaan Pemuda Indonesia Alween Ong yang juga Owner Narsis Digital mengaku selama ini Gojek punya peranan positif bagi UMKM khususnya di Kota Medan.

“Selain sebagai transportasi online, Gojek juga memiliki peranan sebagai traffic generator bagi UMKM. Sebagai pemilik usaha, kami dimudahkan dalam hal delivery produk ke customer sehingga efisien terhadap waktu dan kinerja,” ujar Alween.

Alween pun berharap Gojek bisa terus berkembang dalam memberi pelayanan kepada masyarakat Indonesia khususnya pelaku UMKM yang menjadi tulang punggung perekonomian nasional. “Saya berharap tidak ada lagi penipuan atau pemesanan palsu yang merugikan para pedagang dan driver. Saya juga berharap Gojek dapat berkontribusi dalam peningkatan kapasitas dan digitalisasi pelaku UMKM di Medan,” ujar Alween.

Sebelumnya, Head of Regional Operational Excellence Public Policy & Government Relations Gojek, Muhammad Chairil mengatakan pihaknya terus berkomitmen menjadi yang terdepan dalam mendukung dan menjadi mitra tumbuh kembang pelaku bisnis UMKM, khususnya di Kota Medan untuk menjadi go digital.

Komitmen itu, lanjutnya telah dibuktikan dengan penandatanganan Nota Kesepahaman (Memorandum of Understanding) dengan Pemkot Medan dalam mengembangkan  kerjasama strategis Sakasanwira atau Satu Kelurahan Satu Sentra Kewirausahaan pada September lalu. 

Kerjasama yang dibangun antara Gojek dan Pemkot Medan ini meliputi pengembangan pusat inkubasi digital dimana Gojek memberikan program peningkatan kapasitas dan digitalisasi pelaku UMKM di Medan. Melalui program ini, diharapkan para pelaku UMKM bisa semakin memperluas pasar mereka melalui ekosistem digital yang ada di dalam aplikasi Gojek.

“Gojek menindaklanjuti dengan berbagai kerjasama dengan para stakeholders yang terlibat. Diantaranya Perjanjian Kerjasama dengan Dinas Koperasi dan UMKM, mengembangkan Pusat Inkubasi Digital yang akan memberikan berbagai pelatihan tematik bagi pelaku usaha UMKM dan berbagai upaya peningkatan kapasitas lainnya yang diperlukan oleh UMKM di Medan untuk memasuki ranah digital,” ujarnya.

Tambahnya, dengan dukungan teknologi seperti layanan GoFood dan GoBiz serta dukungan non-teknologi seperti adanya Komunitas Partner GoFood yang dimiliki oleh Gojek, harapannya berbagai UMKM terkemuka yang selama ini bisa kita nikmati hanya di lokasi dan hanya di Medan, kini bisa naik kelas merambah ke berbagai wilayah nusantara.

“Artinya, ini akan memberikan manfaat bagi seluruh pelaku bisnis UMKM dan tentu saja mitra-mitra driver Gojek. Kami secara konsisten terus mencari berbagai upaya agar mitra-mitra Gojek bisa mendapatkan pendapatan yang optimal,” pungkas Chairil.

Menanggapi kehadiran Gojek dan upaya kerjasama dengan Pemko Medan ini, Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia (BI) Provinsi Sumut Doddy Zulverdi memberikan apresiasinya. 

“Kehadiran platform digital transportasi seperti Gojek ini memberikan solusi apalagi saat kita mengalami pandemi, orang tetap bisa belanja dan orang bisa tetap berjualan. Hal ini jugalah yang kami optimalkan di BI mendorong pengembangan UMKM untuk bisa menggunakan atau memanfaatkan digital platform,” kata Doddy.

Doddy juga menyambut bentuk kerja sama yang dilakukan Gojek dan Pemko Medan. “Pemko Medan bekerjasama dengan Gojek  untuk memberikan semacam kapasitas building yang spesifik tentang digital ini tentu baik sekali, harapannya tentu bisa lebih besar lagi. BI juga melakukan edukasi go digital ini  tapi skalanya kecil-kecil karena memang untuk memberi contoh saja ke yang lain untuk meniru, artinya harapan kami tercapai karena ada yang meneruskan,” ujar Doddy.

Hal sama juga disampaikan oleh Komisaris Utama PT Finnet Indonesia Difi Ahmad Johansyah. Menurutnya keberadaan Gojek memancing muncul banyak usaha rumahan. “Saya terkesan sama Gojek ini, di counter-counter UMKM juga sudah tertata rapi antrian driver beda, bahkan di Surabaya itu saya lihat banyak bisnis rumahan muncul. Makanannya enak-enak dan saat mencoba kesana rupanya tidak ada cuma dapur aja. Menarik sekali memang, kehadiran mereka ini sangat membantu UMKM dan memudahkan masyarakat,” ujar Difi saat mengisi acara di Medan belum lama ini. (Puput Julianti Damanik)

*Tulisan ini diikutsertakan dalam lomba karya tulis yang diselenggarakan Gojek