BACA JUGA:
tobasatu.com, Medan | Kemampuan dalam memberikan Bantuan Hidup Dasar (BHD) menjadi hal penting bagi seluruh pegawai Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Dr Pirngadi Medan.
Hal ini dibutuhkan untuk memberikan pertolongan dasar bagi pasien yang mengalami henti jantung dan henti nafas sebelum mendapatkan penanganan medis.
Menyadari ini, RSUD dr Pirngadi melakukan pelatihan BHD yang telah berlangsung selama 2 hari yang dimulai tanggal 21 November hingga 22 November 2022 kemarin.
Direktur RSUD Dr Pirngadi Medan, dr Syamsul Arifin Nasution, Spog (k) didampingi oleh Wadir SDM dan Pendidikan RSUD Dr Pirngadi Medan Rina Amelia MPsi mengatakan bahwa pelatihan ini sangat penting sehingga dilakukan kembali.
Ia berharap dengan adanya pelatihan BHD ini semua pekerja yang ada di rumah sakit milik Pemko Medan itu mempunyai kompetensi dan dapat membantu jika ada orang membutuhkan bantuan.
“Kegiatan ini sangat penting, apalagi kita adalah pekerja rumah sakit yang sewaktu waktu datang pasien yang dalam kondisi butuh pertolongan sehingga terhindar dari kematian,” jelasnya, Rabu (23/11/2022).
Sebelumnya, Muhammad Sukri Tanjung, S.kep, Ners mewakili Dewan Pengurus Wilayah (DPW) Himpunan Perawat Gawat Darurat dan Bencana Indonesia (HIBGABI) Provinsi Sumatera yang menjadi pembicara dalam acara tersebut mengatakan pelatihan BHD secara prinsip dilakukan dalam rangka pencapaian kompetensi penanganan kegawatdaruratan.
“Khususnya pada saat pasien mengalami henti nafas dan henti jantung. Di pelatihan ini kita ajarkan bagaimana penanganan terhadap pasien tersebut dan juga memberitahukan tahapan- tahapan supaya memang standardisasi dari kegawatdaruratan itu bisa tercapai,” katanya.
BHD, tambahnya bisa dilakukan oleh siapapun dengan catatan terlatih karena tindakan BHD ini tidak menggunakan peralatan tetapi cukup dilakukan dengan apa yang ada di badan. Pada saat bersamaan juga katanya harus diaktifkan sistem pertolongan, di RS namanya code blue, hanya saja sebelum code blue itu diaktifkan akan ada tindakan lanjutan tenaga yang banyak dan ahli.
“Tujuan dilakukan pelatihan BHD di RS agar semua staf, karyawan yang bekerja di RS ini memiliki kompetensi dan berharap dia bisa mensosialisasikan dan melatih, mengajarkan dan mengedukasi teman temannya,” ujarnya yang mengaku tahun ini pihaknya sudah mengelola pelatihan BHD sebanyak 16 kegiatan dan itu dilakukan dibeberapa RS juga.
Adapun tindakan BHD jika menemukan pasien yang mengalami henti nafas atau jantung yaitu pertama memanggil nama pasien sambil menepuk bahu, bila pasien nol respon maka bisa diaktifkan code blue, cek nadi karotis selama 5 detik, pijat jantung luar jika nadi tidak terasa, jangan berhenti hingga tim code blue.
“BHD dilakukan kepada pasien penyakit jantung iskemik, penyakit pernapasan kronis, keracunan, tenggelam, trauma, kelainan elektrolit, aritmia, dan pasien koma,” tegasnya. (ts-02)
Ayo baca konten menarik lainnya dan follow kami di Google News.