Halimun dingin melingkupi aku dan istriku saat melewati perbukitan di Sipirok. Aneh ya Bang, kok kabut tebal nya pas siang hari? tanya istriku saat perjalanan kami menuju Sumatera Barat beberapa bulan lampau. Iya, biasanya kabut tebal itu pagi hari sebelum mentari meninggi atau saat menjelang sore hari ya, jawabku.
Tetapi ingatanku membawa kenangan lebih lama lagi saat menjelajahi kawasan Simarboru (Sipirok-Marancar-Batangtoru) guna mengamati satwa endemik di kawasan ini. Penelitian kami lakukan atas sebaran mahluk yang 99 persen DNA nya persis seperti kita sebagai species Homo Sapiens. Orangutan Tapanuli (pongo tapanuliensis) merupakan spesies endemic yang berada di kawasan selatan Tapanuli yang genetiknya lebih dekat ke Orangutan Kalimantan ketimbang Orangutan Sumatera.
Siang itu terasa sangat terik di Bandara Pinang Sori di Kabupaten Tapanuli Tengah saat menjemput rekan dari sebuah institusi semi berpelat merah. Kami langsung menuju ke arah selatan, pastinya ke Batangtoru.
Di sepanjang jalan dari bandara ke kota tersebut kami kerap berpapasan dengan mobil double-cab berwarna putih. Baik yang searah maupun yang berlawanan arah. Ini mobil kalau bukan dari pertambangan emas pasti dari PLTA di Marancar ujar rekanku yang mendampingi sejak awal perjalanan dari Medan ke SIpirok.
Singkat cerita, karena perut terasa lapar, kami memutuskan singgah di rumah makan khas Mandailing di tepi sungai Batangtoru yang bermuara ke Samudra Hindia ini. Sayup terdengar suara mawas di atas perbukitan sana diselingi suara burung dari balik hutan rakyat.
Di sepanjang perjalanan kami menuju dusun-dusun di lembah Marancar dan Batangtoru, aroma asap perebusan buah kolang-kaling muncul diantara rumah penduduk nan sederhana. Ya, buah kolang kaling berasal dari pohon aren memang menjadi tanaman favorit di Tapanuli Selatan ini selain gula Merah yang menjadi pesanan oleh-oleh dari mereka yang datang ke lokasi ini.
PT Agincourt Resources (AGINCOURT), sebagai salah satu perusahaan pengelola pertambangan terbesar di Indonesia, yaitu Tambang Emas Martabe, adalah salah satu perusahaan yang turut mempraktikkan prinsip-prinsip keanekaragaman hayati tersebut.
Pembinaan kelompok tani padi sawah organik serta pengolahan pupuk kompos dilakukan di Desa Napa, Sentra Padi di Sipenggeng, Pulo Godang dan Lopo Torop. Sentra Pembibitan Jagung di Aek Sitara dan Lubuk Tano
Manusia sangat bergantung pada keanekaragaman hayati untuk memastikan kelangsungan hidup, kesehatan, dan kesejahteraan. Diantara fungsi keanekaragaman hayati adalah sebagai penyedia pangan, pemelihara kualitas air, pengendali iklim dan cuaca, pengendali hama dan penyakit, pemurnian gas atmosferik, serta detoksifikasi juga dekomposisi limbah.
Oleh karenanya, untuk meminimalkan atau mencegah dampak negatif dari kegiatan pertambangan tersebut, para pelaku usaha pertambangan perlu mengelola pertambangannya dengan memperhatikan prinsip keanekaragaman hayati. Beberapa hal berikut ini merupakan praktik-praktik pertambangan yang mengedepankan prinsip keanekaragaman hayati yang telah diterapkan oleh beberapa perusahaan di Indonesia, yaitu:
Penerapan Standar Operasional Prosedur (SOP) yang meminimalkan gangguan terhadap habitat flora dan fauna serta meminimalkan pembuatan jalan baru sehingga menghambat akses terhadap hutan yang masih alami dan mencegah migrasi penduduk.
Agincourt melakukan kerja sama dengan para profesional dan Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) yang memiliki kapasitas dan kompetensi dalam konservasi keanekaragaman hayati.
Sedangkan desain program eksplorasi sebisa mungkin meminimalkan pembukaan hutan dengan single exploration camp ketimbang satellite camps serta lebih mengutamakan penggunaan helikopter untuk transportasi alat dan orang daripada membangun jalan akses.
Agincourt berkomitmen untuk menjalankan semua operasionalnya secara bertanggung jawab, yaitu dengan menyeimbangkan pertumbuhan bisnis dengan kesejahteraan sosial dan kelestarian lingkungan di tempatnya beroperasi. Hal ini selaras dengan Prinsip Pembangunan Berkelanjutan Pemerintah Indonesia yang menekankan keseimbangan antara pembangunan sosial, pembangunan ekonomi, dan pembangunan lingkungan hidup sehingga peningkatan di sisi demand (sebagai hasil dari aktivitas ekonomi) tidak akan menyebabkan eksploitasi berlebih terhadap sumber daya alam dan membahayakan lingkungan.
UKM Binaan dalam Circle Agincourt
Pada ajang Good Mining Practice Award 2022, Agincourt bahkan berhasil meraih peringkat tertinggi bersimbol emas, yakni Penghargaan Aditama, pada Aspek Pengelolaan Lingkungan Hidup Pertambangan kelompok badan usaha pemegang Kontrak Karya (KK) dan Izin Usaha Pertambangan Khusus (IUPK) komoditas mineral. Ini merupakan bukti bahwa AGINCOURT serius dalam menjaga dan mengelola lingkungan dan keanekaragaman hayati dari dampak kegiatan operasional Tambang Emas Martabe.
Produk yang ditampilkan Agincourt di ajang Sidempuan Expo 2022 ini merupakan hasil UMKM binaan Aagincourt yang ada di wilayah lingkar tambang Batang Toru, ” ujar Nurlaila, Staf Commonity Depelompment atau Pengembangan Ekonomi Lokal padasebuah media lokal tahun lalu.
Menurut Nurlaila, pengembangan usaha lokal bertujuan memberdayakan ekonomi masyarakat lokal untuk tumbuh bersama Agincourt, diantaranya peningkatan diversifikasi dan produktivitas pertanian, pembinaan untuk mendorong kualitas, pengadaan barang dan jasa oleh pemasok tempatan.
” Pendampingan yang dilakukan Agincourt terhadap koperasi dan kelompok usaha dampingan Agincourt guna peningkatan kapasitas mereka serta menginisiasi pengembangan unit usaha baru yang berbasis potensi lokal, ” ucapnya.
Menurutnya, ada sejumlah usaha lokal di wilayah lingkar tambang meliputi Kecamatan Batang Toru dan Kecamatan Muara Batang Toru yang dilakukan pendampingan oleh Agincourt yakni, Kelompok Usaha ‘Sarop Do Mulana’ yaitu usaha furniture dengan memanfaatkan limbah kayu untuk dijadikan berbagai produk kursi, meja, bingkai, asbak, dan sebagainya
Kemudian Kelompok Usaha KUB Batik Tapsel dan Betor Craft, yaitu usaha pembuatan batik khas Batang Toru, Kelompok Usaha KWT Makmur dan Torop Jaya, yang bergerak dalam usaha produksi makanan ringan dari umbi-umbian, Kelompok Kuliner Batang Toru dan Muara Huraraja, yang bergerak di bidang makanan ringan, Kelompok Usaha menjahit Batuhula dan Muara Huraraja dan Kelompok Usaha pertanian yang menghasilkan produk beras kualitas non pestisida.
Mutu Air Sungai Batangtoru
Agincourt juga berkepentingan terhadap kualitas biota air di Sungai Batangtoru. Adapun, hasil pemantauan rutin Departemen Lingkungan Agincourt Resources dan Tim Terpadu Pemantau Kualitas Air Tambang Emas Martabe juga konsisten menunjukkan air sisa proses memenuhi baku mutu yang ditetapkan oleh pemerintah.
Hal tersebut disampaikan oleh Kepala Pusat Lingkungan dan Kependudukan, Lembaga Penelitian USU, sekaligus Guru Besar Departemen Biologi USU Ternala Alexander Barus pada virtual media gathering Ramadan 1442 H yang diselenggarakan Agincourt. “Dari hasil penelitian tersebut, kami mendapatkan bahwa tidak ada penurunan panjang dan berat ikan sejak penelitian pertama kali dilakukan Oktober 2012. Dikutip dari sebuah media lokal bahwa terdapat 32 spesies ikan yang ditemukan. Hasil penelitian ini juga tidak hanya berlaku di Sungai Batangtoru, tapi juga perairan di sekitar wilayah kerja tambang seperti di Aek Pahu Tombak, dan Hutamosu,”ujar Ternala Alexander dikutip dalam keterangannya Sabtu (9/5/2021).
Tak hanya ikan, ada biota air lainnya seperti plankton dan bentos yang dapat menjadi indikator kondisi air baik. Ternala mengemukakan, Agincourt Resources telah melakukan upaya pengelolaan dan pemantauan kualitas air sisa proses yang melampaui ketentuan pemerintah. Pembentukan tim terpadu dan penelitian rutin terhadap kualitas biota air di sekitar operasional tambang, menunjukkan komitmen perusahaan terhadap pengelolaan lingkungan.
Ternala merinci, beberapa lokasi pengambilan sampel penelitian lainnya yakni Aek Pahu Hutamosu, Tor Uluala, Garoga, dan Aek Bongbongan yang bermuara ke Sungai Batangtoru. Penelitian mengukur beberapa parameter seperti kelarutan oksigen, temperatur air, pH, dan sebagainya. Hasilnya, seluruh faktor fisik masih memenuhi baku mutu air berdasarkan Peraturan Pemerintah (PP) No.82 Tahun 2001 tentang Pengelolaan Kualitas Air dan Pengendalian Pencemaran Air.
“Perlu diperhatikan, bahwa kualitas air dan biota air di Sungai Batangtoru tidak semata-mata dipengaruhi oleh air sisa proses Tambang Emas Martabe, tapi juga aktivitas lainnya di sungai tersebut, salah satunya galian yang dapat meningkatkan sedimentasi (total suspended solid) dan menurunkan kualitas air,” ujar Ternala.
Sementara itu manajer Departemen Lingkungan PT Agincourt Resources Mahmud Subagya menyebutkan, bahwa perusahaan sebulan sekali melakukan pengambilan sampel air sisa proses baik dari instalasi pemurnian air (water polishing plant) maupun di beberapa titik yang ada di Sungai Batangtoru. “Kami memastikan, air sisa proses yang dialirkan ke Sungai Batangtoru telah diproses dan dihilangkan potensi kontaminannya. Seluruh proses pemurnian air sudah mematuhi izin dan dikontrol dengan sangat ketat, untuk memastikan tidak ada dampak terhadap kualitas air hilir,” kata dia.
Ditambah lagi, seluruh proses ini dipantau dan didampingi oleh tim terpadu, untuk memastikan hasilnya memenuhi ketentuan pemerintah. Setiap bulan, tim terpadu bersama dengan Departemen Lingkungan Agncourt melakukan pemantauan kualitas air sisa proses melalui pengambilan sample di Sungai Batangtoru.(Tengku Bobby Lesmana)
*Artikel ini diikutsertakan dalam lomba karya tulis yang diadakan PT Agincourt Resources (AGINCOURT).
Ayo baca konten menarik lainnya dan follow kami di Google News.