BACA JUGA:
tobasatu.com, Medan | Bank Indonesia (BI) berhasil mendorong mewujudkan kerjasama konektivitas sistem pembayaran kawasan dengan Malaysia, Singapura, Filipina dan Thailand (Asean-5). Konektivitas ini diyakini mampu mendorong dan mendukung pertumbuhan perekonomian nasional
Hal ini disampikan Direktur Eksekutif – Kepala Departemen Internasional Bank Indonesia (BI) Rudy Brando Hutabarat kepada wartawan, Senin (26/6/2023). BI, lanjutnya mendorong konektivitas sistem pembayaran cross – border yang lebih cepat, murah, transparan dan inklusif.
“Selain itu juga BI menginisiasi MoU Regional Payment Connectivity yang ditandatangani di sela KTT G20 November 2022 di Bali. Konektivitas sistem pembayaran di Asean dibuat karena selama ini biaya transfer cross border yang tinggi dan memakan waktu cukup lama. Tahapan transaksi cukup panjang dan belum terstandardisasi,” ujarnya.
Regional Payment Connectivity (RPC) ditujukan untuk mewujudkan dan mendukung pembayaran lintas batas yang lebih cepat, murah, transparan dan inklusif dengan modalitas: QR Code, Fast Payment, RTGS, Framework, Application Progaming Interface.
“Manfaat RPC rantai transaksi lebih singkat, biaya transaksi lebih murah, interkoneksi sistem pembayaran antar negara yang seamless dan transparan. Selama ini biaya transfer cross border yang tinggi dan memakan waktu cukup lama. Tahapan transaksi cukup panjang dan belum terstandardisasi,” ujarnya.
Pertumbuhan ekonomi di Asean lebih cepat, maka perlu kebijakan yang lebih baik sehingg perputaran uang juga akan lebih baik. “Untuk itu diperlukan sistem pembayaran yang baik pula. Jadi kalau ke ASEAN tak perlu bawa uang banyak karena pembayarannya bisa menggunakan QR Code,” kata Rudy.
Rudy menambahkan sejumlah negara di ASEAN sepakat menggunakan mata uang lokal dalam transaksi pembayaran ekspor impor dan tidak lagi memakai mata uang dolar Amerika Serikat (AS). Menurutnya, penggunaan mata uang dalam penyelesaian transaksi perdagangan antara dua negara yang dilakukan dalam mata uang lokal masing-masing negara untuk mengurangi ketergantungan terhadap dolar AS untuk sekaligus mendukung stabilitas nilai tukar rupiah,” katanya.
Pengembangan pada mata uang lokal di negara kawasan tujuannya untuk mengurangi ketergantungan terhadap mata uang hard currencies, terutama dolar AS dengan mendorong penggunaan mata uang dengan settlement perdagangan dan investasi untuk meningkatkan resiliensi pasar keuangan Indonesia. (ts-20)
Ayo baca konten menarik lainnya dan follow kami di Google News.