tobasatu.com, Medan | Peredaran narkoba yang kian menggila membuat sejumlah wilayah pesisir di Labuhan Baru dalam kondisi darurat narkoba. Wilayah seperti Panai Hilir, Panai Hulu dan Panai Tengah menjadi sasaran empuk peredaran gelap narkoba yang dikendalikan para bandar.
Kapolda Sumut Irjen Agung Setya pun diminta mengambil langkah tegas dengan mencopot Kapolres Labuhanbatu yang terkesan minim aksi pemberantasan hingga terkesan membiarkan.
Desakan untuk mencopot Kapolres Labuhanbatu ini disuarakan sejumlah Pengurus Dewan Pimpinan Pusat Ikatan Pemuda Pelajar Mahasiswa (IPEPMA) Labuhanbatu Raya yang dipimpin ketuanya, Assuriadi Ritonga .
Dalam aksi unjukrasanya yang digelar Jumat (4/8/2023) di halaman Mapolda Sumut, Assuriadi mendukung langkah Kapolda untuk memberantas peredaran gelap narkoba hingga ke pelosok-pelosok desa.
“Program kerja prioritas 100 hari Kapolda ini akan kita dukung salah satunya dengan meningkatkan aksi pemberantasan narkoba di kawasan pesisir Labuhanbatu yang kini sudah darurat hingga berdampak pada rusaknya generasi muda di kawasan ini. Kami juga mendesak agar Kapolda mencopot Kapolres Labuhanbatu yang kami anggap tidak mampu bekerja maksimal dalam upaya pemberantasan narkoba,” tegas Assuriadi.
Lemahnya kinerja Kapolres Labuhanbatu dalam upaya pemberantasan narkoba di wilayah hukumnya tercermin dengan semakin beraninya para bandar berjualan dengan terang-terangan hingga ada kesan pembiaran.
“Jangan sampai ada kesan polisi justru ikut menjadi beking sehingga peredaran narkoba di wilayah pesisir ini kian marak. Kami ingin atensi Kapolda yang baru di tiga wilayah pesisir ini jadi perhatian serius,” jelasnya.
Selaku Ketua Umum IPEPMA, Assuriadi menyebut aksi ini sekaligus sebagai dukungan atas komitmen 5 prioritas utama
Irjen Pol Agung Setya Imam Effendi sebagai Kapolda Sumut baru salah satunya terkait pemberantasan narkoba.
“Selama ini kami menilai Polsek – Polsek di jajaran Polres Labuhanbatu hanya sibuk memangkas ranting pohon namun tidak mencabut akar atau menangkap para bandar dan pengedarnya.
”Ini adalah penyakit masyarakat dengan level kronis. Kondisi ekonomi masyarakat yang sedang sulit justru berbanding terbalik dengan tingginya peredaran narkoba. Sehingga tak heran angka kriminalitas pun meningkat hinga ke pelosok desa,” ucap Assuriadi. (ts-02)