tobasatu.com, Medan | Kunjungan wisatawan mancanagera (Wisman) ke Provinsi Sumatera Utara (Sumut) terus meningkat pascapandemi Covid-19.
Tahun 2021 kunjungan wisman ke Sumut tercatat hanya 230 orang, tahun 2022 jumlahnya bertambah menjadi 74.498 orang, dan para periode Januari-Juni 2023, jumlahnya sudah mencapai 94.815 orang.
“Pengembangan pariwisata di Sumut perlu kiranya terus ditingkatkan, mengingat banyaknya tempat wisata yang potensial dan beragam, dari segi keindahan, warisan budaya (heritage), kuliner, religi, wisata alam, dan agro wisata. Sektor pariwisata di Sumut berpotensi mendukung akselerasi perekonomian. Pengembangan destinasi wisata, antara lain Danau Toba dan daerah lainnya yang dapat mendorong peningkatan kunjungan wisatawan mancanegara,” kata Gubernur Sumut Edy Rahmayadi, Selasa (8/8/2023).
Agar Sumut menjadi daerah tujuan wisata yang berbudaya dan berdaya saing, maka diperlukan unsur tiga A, yaitu Atraksi, Amenitas dan Aksibilitas. Pemerintah Provinsi (Pemprov) Sumut, juga terus bersinergi dengan Pemkab sekawasan Danau Toba, masyarakat dan stakeholder secara bersama-sama mengembangkan Geopark Kaldera Danau Toba yang sudah masuk ke dalam daftar UNESCO GLOBAL GEOPARK.
Masuknya Geopark Kaldera Toba dalam UNESCO GLOBAL GEOPARK lebih memudahkan dalam mempromosikan destinasi wisata Danau Toba, bahkan hingga ke leval dunia, sehingga meningkatkan jumlah wisatawan asing, mendorong peningkatan pendapatan masyarakat sekitar dan pendapatan asli daerah, serta mewujudkan Sumut yang maju dan bermartabat.
Berdasar data Badan Pusat Statistik (BPS) Sumut pada tahun 2022, tercatat 74.498 wisman datang ke Sumut melalui Bandara Kulanamu, Pelabuhan Laut Belawan, Pelabuhan Laut Tanjungbalai Asahan, dan Bandara Udara Silangit. Sebanyak 62.753 di antaranya berasal dari ASEAN, seperti Malaysia, Singapura, Thailand, dan Filipina.
Selain itu, 2.436 wisawatan dari Asia seperti dari India, Cina, Taiwan, Jepang, dan Korea Selatan juga datang ke Sumut. Pada tahun 2022, wisatawan asal Eropa juga sudah mulai mengunjungi Sumut. Tercatat sebanyak 6.364 orang yang berasal dari Belanda, Jerman, Prancis, Austria, Belgia, Denmark, Italia, Spanyol, Portugal, dan Inggris mengunjungi Sumut. Juga ada 1.244 wisatawan Amerika dan 97 wisatawan Afrika.
Kepala Dinas Kebudayaan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sumut Zumri Sulthony mengatakan pandemi Covid-19 membuat sektor pariwisata di Sumut, sempat wait and see dan membuat jumlah kunjungan wisman juga menurun. Namun kondisi tersebut tidak begitu lama, dengan menggaungkan tagline Berwisata di Sumut Aja dan membuat aplikasi digital yang terintegrasi ke kabupaten/kota se-Sumut, wisatawan pun mulai berdatangan lagi.
“Jadi, saat ini kita sudah memiliki aplikasi digital DISUMUTAJA yang terintegrasi ke seluruh 33 kabupaten/kota, tour guide, dan travel agent. Bagi wisatawan baik lokal dan mancanegara bisa mengakses, melihat, dan merencanakan, untuk berwisata ke Sumut. Aplikasinya bisa didownload melalui android dan IOS,” ujarnya.
Zumri Sulthony mengatakan, pascapandemi, ada beberapa event lokal dan internasional yang sudah dan akan berlangsung di Sumut. Untuk event lokal seperti Sport Tourist dengan agenda rafting dan Sepedaan yang berlangsung di Kota Medan, dalam rangka mengenalkan heritage yang ada di Medan.
“Untuk event internasional yang diselenggarakan di Sumut ada W20, Asian Pasific Rally Championship (APRC), Tourism Promotion Oragnization (TPO) Asia Pasifik dan Kejuaraan International Surfing Nias Pro. Event bertaraf internasional ini bisa menjadi ajang promosi mengenalkan Sumut ke mancanegara, termasuk sektor pariwisatanya,” ucapnya.
Untuk wisata heritage dan religi, Pemprov Sumut juga sudah merenovasi Benteng Putri Hijau dan Masjid Azizi yang berada di Kabupaten Langkat. Ia berharap ke depannya sektor pariwisata Sumut terus berkembang dan dapat mendukung perekonomian masyarakat. (ts-02)