umum

Atasi Persoalan Sampah Diperlukan Kolaborasi dari Lintas Sektor

80
×

Atasi Persoalan Sampah Diperlukan Kolaborasi dari Lintas Sektor

Share this article

tobasatu.com, Medan | Mengatasi isu sampah memerlukan kerja sama lintas sektor. Melalui kolaborasi ini, setiap entitas dapat memberikan kontribusi terbaiknya dalam menangani masalah pengelolaan sampah di Indonesia.

Hal iini disampaikan Lucia Karina, Direktur Public Affairs, Communications, and Sustainability CCEP Indonesia & Papua New Guinea, dalam pers rellissnya melalui Angga Harahap di Medan. Hal ini menyusul kegiatan bersih-bersih rangka memperingati World Cleanup Day 2023, Coca-Cola Europacific Partners Indonesia (CCEP Indonesia). Medan merupakan satu dari 10 kota utama di Indonesia dilaksanakan kegiatan ini.

Kariba menyampaikan, dalam memperingati World Cleanup Day, inisiatif CCEP Indonesia tidak hanya difokuskan pada kegiatan bersih-bersih, tetapi juga memberikan edukasi dan membangkitkan semangat masyarakat untuk sadar dan peduli tentang pentingnya tata kelola sampah yang efisien, yang dimulai dari pemilahan dan pengelolaan sampah yang benar dari sumbernya, seperti rumah dan sekolah.

“Mengerti cara memilah sampah dengan benar adalah fondasi dalam pengelolaan sampah yang berkelanjutan. Maka dari itu, kegiatan kami kali ini tidak hanya sekedar mengumpulkan sampah, tapi juga memastikan bahwa setiap jenis sampah dikelompokkan dengan benar, baik itu sampah organik, kemasan PET (polyethylene terephthalate), plastik fleksibel, plastik multilapis (multilayer), maupun sampah non organik lainnya,” kata Karina.

Mengatasi isu sampah memerlukan kerja sama lintas sektor. Karina menegaskan, krisis sampah bukan hanya tanggung jawab satu pihak. Kolaborasi Nonahelix, yang melibatkan semua pemangku kepentingan, merupakan solusi yang kami percayai menjadi jalan keluar yang berkelanjutan bagi penanganan sampah di Indonesia.

Konsep Nonahelix mengedepankan kerja sama yang melibatkan pemerintah, industri, masyarakat, akademisi, jasa keuangan, LSM, tokoh masyarakat, komunitas, dan media. Melalui kolaborasi ini, setiap entitas dapat memberikan kontribusi terbaiknya dalam menangani masalah pengelolaan sampah di Indonesia.

Sebagai contoh nyata, kegiatan bersih-bersih dalam rangka World Cleanup Day di Istana Maimun, Medan, bekerjasama dengan Tim WCD Sumut telah menggabungkan kekuatan dari berbagai elemen masyarakat, termasuk komunitas penggiat lingkungan, mahasiswa, akademisi, pelajar dan media. Keseluruhan inisiatif ini mendapat dukungan dan apresiasi dari Pemerintah Provinsi Sumatera Utara dan pemerintah daerah lainnya.

Kepala Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan Sumatera Utara, Ir. Yuliani Siregar, MAP, menekankan pentingnya kesadaran dan keterlibatan semua pihak dalam mengelola sampah. “Kuncinya adalah kerja keras dari semua pihak di Provinsi Sumatera Utara dalam upaya memberikan yang terbaik bagi lingkungan hidup dan pelestarian sumber daya alam,” ujar Yuliani.

Silvia Decmerry Nathalia Gea selaku Koordinator Tim WCD Sumut, turut menyampaikan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada seluruh relawan yang hadir dari berbagai stakeholder di Provinsi Sumatera Utara. “Apa yang kita lakukan hari ini tidak hanya tidak hanya untuk membersihkan sampah saja tetapi juga menjaga pikiran dan kesadaran kita tentang pentingnya menjaga alam, dengan bersama-sama kita menciptakan perubahan yang positif yang berkelanjutan bagi generasi mendatang,“ tutup Silvia.

Hasil dari kegiatan mencakup pengumpulan 4,9 ton sampah organik dan 4,6 ton sampah anorganik, yang diantaranya terdiri lebih dari 3,4 ton sampah plastik berbagai jenis, seperti multilapis dan 1,2 ton botol kemasan PET. Dari jumlah tersebut, botol PET yang terkumpul akan dikelola oleh Yayasan Mahija Parahita Nusantara. Selanjutnya, botol-botol tersebut akan diserahkan ke PT Amandina Bumi Nusantara, pabrik daur ulang yang didirikan CCEP Indonesia bersama Dynapack Asia—untuk diolah kembali menjadi botol PET yang baru. Langkah ini mencerminkan upaya CCEP Indonesia dalam mendorong sistem daur ulang tertutup untuk botol PET (closed loop system), mendekatkan diri pada pencapaian agenda global mereka, “This is Forward”, yang menargetkan pengumpulan 100 persen kemasan yang dihasilkan pada tahun 2030 dan memastikan 50 persen kemasan yang diproduksi berasal dari recycled PET. (ts14).

Ayo baca konten menarik lainnya dan follow kami di Google News.