BACA JUGA:
tobasatu.com, Jakarta | Setelah tujuh tahun berlalu, kasus pembunuhan Wayan Mirna Salihin yang dilakukan Jessica Wongso kini mencuat lagi setelah Film Dokumenter berjudul “Ice Cold : Murder, Coffe and Jessica Wongso” diputar di Netflix.
Film dokumenter ini mengulas berbagai pertanyaan tak terjawab seputar persidangan Jessica Wongso, bertahun-tahun setelah kematian sahabatnya, Wayan Mirna Salihin di Kafe Olivier pada 16 Januari 2016. Banyak kejanggalan yang terungkap dalam persidangan tersebut.
Bahkan sempat mencuat dugaan bahwa Jessica Wongso dijebak untuk melakukan pembunuhan terhadap Wayan Mirna.
Wayan Mirna tewas setelah menenggak kopi Vietnam yang dipesankan Jessica di Kafe Olivier. Kopi itu ternyata mengandung racun sianida yang mematikan.
Pengamatan tobasatu.com, Minggu (1/10/2023) Film Dokumenter Ice Cold diawali dari persidangan vonis Jessica Kumala Wongso, yang dijatuhi 20 tahun penjara oleh Pengadilan Negeri Jakarta Pusat.
Kemudian film diisi dengan wawancara dengan sejumlah pihak diantaranya ayah kandung Mirna Edy dan Sandy Salihin saudara kembar Mirna. Pengacara Jessica, wartawan yang meliput, hingga staf yang bekerja di Kafe Oliver juga turut melakukan wawancara.
Dalam persidangan terungkap, tidak ada satu pun bukti yang menunjukkan bahwa Jessica lah orang yang menaruh racun Sianida ke dalam gelas minuman Mirna. Namun rekaman CCTV menunjukkan Jessica datang 40 menit lebih awal dari kedua sahabatnya, Mirna dan Hani. Bahkan Jessica lah yang memesankan minuman untuk kedua sahabatnya itu, sehingga dia dicurigai menaruh racun dalam kopi Vietnam yang diminum Mirna.
Namun sayangnya, Hani tidak muncul dalam film dokumenter tersebut. Padahal Hani menjadi saksi dalam kasus tersebut.
Dalam persidangan, Jessica menyatakan dirinya ditekan untuk memberikan jawaban.
Selama persidangan berlangsung Jessica Wongso terlihat santai dan banyak mengumbar senyum. Tak terlihat raut sedih atau ketakutan atas hukuman yang mengancam nya.
Netflix sempat mewawancarainya saat di dalam tahanan namun terputus dan tidak berhasil kembali mewawancari Jessica. Pihak rutan melarang dia diwawancarai oleh siapapun.
Namun dalam buku diarinya, Jessica menuliskan bahwa tuduhan yang dialamatkan kepadanya menyakiti hatinya.
“Kenapa aku harus terbang melintasi lautan untuk menyakiti temanku yang tak ada kaitannya dengan apapun dalam hidupku, pada siang bolong di tempat umum?,” tulis Jessica.
Dalam buku diarinya, Jessica juga menyebut bahwa dia dicurigai karena memesan kopi sebelum teman-temannya datang. Padahal, dia pun tidak menyangka bahwa mereka akan datang 40 menit dari waktu yang dijanjikan.
“Mereka juga merasa curiga saat aku memindahkan kantong kertas. Padahal aku hanya merasa bosan,” tulisnya.
Jessica juga menyebut rekaman dia keluar masuk Kafe Olivier diputar berulang kali, namun akhirnya rekaman itu disebutkan polisi telah dihapus secara permanen. “Apakah kini giliranku untuk curiga,” tulis Jessica.
Sementara Pengacara Jessica Otto Hasibuan menilai ada indikasi bahwa klien nya dijebak karena dari prosedur pemeriksaan barang bukti dan pembuktian-pembuktian di persidangan, tidak masuk akal Jessica melakukan pembunuhan.
“Dan setiap saya melakukan pembuktian sebaliknya, saya dipotong oleh mereka. Sehingga ada apa sebenarnya. Ada suatu pihak yang menginginkan dia ini harus dihukum. Saya sebenarnya bisa menceritakan lebih dalam tapi tidak semua bisa diceritakan kan. Karena sesuatu hal yang saya ketahui harus saya buktikan,” ujarnya. (ts-02)
Ayo baca konten menarik lainnya dan follow kami di Google News.