Masuki Pasar Sumut, eFishery Kembangkan Teknologi Budidaya Ikan Air Tawar di Danau Toba

229
Menurut VP of Public Affair eFishery Muhammad Chairil saat bertemu dengan Pj Gubernur Sumut Hassanudin.

tobasatu.com, Medan | Perusahaan Startup aquaculture berbasis teknologi yang mengembangkan inovasi aquacultur—eFishery memasuki pasar Sumut dengan mengembangkan budidaya ikan air tawar di perairan Danau Toba.

Menurut VP of Public Affair eFishery Muhammad Chairil, sebagai langkah awal, pihaknya telah melakukan pertemuan dengan Pj Gubsu Hassanudin dan sejumlah pihak terkait diantaranya Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan Sumatera Utara Hamdan Sukri Siregar, dan mendapat sambutan baik dari Pemprov Sumut.

“Pertemuan guna membahas topik-topik penggunaan teknologi perikanan budidaya untuk menciptakan proses budidaya yang berkelanjutan,” tutur Muhammad Chairil, saat acara buka puasa bersama media di Cannu Coffee & Eatery di Jalan Darussalam Medan, Kamis (21/3/2024).

Menurut Muhammad Chairil, pengembangan budidaya ikan air tawar dilakukan guna meningkatkan kompetensi para nelayan, serta meningkatkan kualitas dan kuantitas produksi ikan.

Dikatakannya, eFishery ingin membangun perikanan budidaya dari hulu hingga hilir melalui pemanfaatan teknologi untuk menciptakan budidaya perikanan yang lebih produktif dan berkelanjutan bagi pelaku usaha budidaya perikanan di Kawasan Danau Toba.

“eFishery berinisiatif untuk membantu sertifikasi Best Aquaculture Practices (BAP) kepada para pembudi daya tilapia Keramba Jaring Apung (KJA) di Danau Toba.

“Program sertifikasi pembudidaya merupakan produk unggulan, karena dapat meningkatkan kualitas dan nilai produk perikanan, peningkatan serta perluasan akses pasar, dan peningatan potensi ekspor produk perikanan unggul,” kata Chairil.

Pada satu dekade, katanya, eFishery telah berkontribusi positif terhadap sektor akuakultur di Indonesia, dengan mendukung lebih dari 200.000 pembudidaya dengan jumlah 1,1 juta kolam aktif yang tersebar di 280 kabupaten/kota.

Chairil juga menyampaian eFishery yang berdiri sejak 1993 itu telah memfasilitasi transaksi penjualan ikan air tawar senilai Rp 1,105 triliun, sebesar Rp1,125 triliun transaksi penjualan udang, penjualan pakan ikan dan udang Rp1,99 Trilun, dengan mempercepat siklus panen sekitar 74 hari yang menggunakan teknologi eFeeder (untuk udang).

“Untuk di Sumut ada 3.000 pembudidaya yang tergabung dalam ekosistem eFishery, sekitar 850 pembudidaya mendapatkan akses layanan pembiayaan dengan transaksi Kabayan eFishery sebesar Rp65 miliar. Sehingga kontribusi eFishery terhadap sektor akukultur mencapai Rp140 miliar,” sebutnya.

Ia mengatakan sasaran program sertifikasi nelayan berada di Kawasan Danau Toba. Setelah ini pihaknya akan berdiskusi dengan para nelayan yang ada di Kabupaten Simalungun. Chairil berharap kerja sama yang sudah terjalin ini akan memberikan dampak positif kepada para nelayan dan juga Sumut ke depannya. (ts-02)