Headlinemedan

Pengarusutamaan GESI Sangat Penting untuk Penanganan Stunting

13
×

Pengarusutamaan GESI Sangat Penting untuk Penanganan Stunting

Share this article
Laili Zailani dari USAID ERAT ketika memfasilitasi diskusi bersama Tim Fasilitator Leya Cattleya (Jakarta), Marhamah Siregar (Medan) dan Siti Khadijah (HAPSARI).

tobasatu.com, Medan | Pemerintah Provinsi Sumatera Utara telah menyusun dokumen Rencana Aksi Tahunan (RAT) Stunting tahun 2024 sebagai panduan pelaksanaan program penanganan stunting baik di tingkat provinsi maupun kabupaten/kota. 

Namun, aspek Gender Equality and Social Inclusion (GESI) belum diintegrasikan dalam dokumen RAT Stunting tersebut. 

Menurut Laili Zailani dari USAID ERAT ketika memfasilitasi diskusi bersama Tim Fasilitator Leya Cattleya (Jakarta), Marhamah Siregar (Medan) dan Siti Khadijah (HAPSARI),  bahwa GESI adalah konsep yang bertujuan untuk membangun masyarakat yang adil dan inklusif, dimana setiap individu mempunyai akses, partisipasi, kontrol dan manfaat yang setara dan adil terhadap sumberdaya, baik pengetahuan, program dan anggaran program. 

“Karena stunting adalah permasalahan yang kompleks, faktor resiko stunting sangat multi dimensional, menyangkut masalah sosial, ekonomi (kemiskinan), kesehatan, budaya bahkan masalah wilayah. Maka pendekatan dalam penanganan stunting harus inklusif dan menyentuh semua aspek multi dimensional yang menjadi penyebabnya,” jelas Laili, Rabu (25/3/2024).

Menurut Laili, pengarusutamaan GESI sangat penting dalam semua intervensi penanganan stunting, karena dengan pendekatan  GESI kita dapat memastikan bahwa semua Keluarga Reresiko Stunting (KRS) dapat dijangkau. Mereka benar-benar memiliki akses yang setara dan inklusif, peluang pengambilan keputusan yang adil, dan partisipasi yang bermakna dalam berbagai program stunting, mulai dari hulu hingga ke hilir. 

Dengan demikian, kita dapat benar-benar mempercepat upaya penurunan stunting bersama dengan mereka sendiri, keluarga beresiko stunting di lokus-lokus stunting. Semua dijangkau, tidak ada yang ditinggalkan. 

Sebelumnya, Asisten Pemerintahan Provinsi Sumatera Utara Drs. Basarin Yunus Tanjung, M.Si, ketika memberikan sambutan dan membuka acara Konsolidasi Tim Percepatan Penurunan Stunting (TPPS) dan Pengarusutamaan GESI dalam Rencana Aksi Tahunan (RAT) Stunting Tahun 2024 Provinsi Sumut bersama USAID ERAT dan stakeholder terkait, menyebutkan adanya penurunan angka prevelansi stunting di daerah ini menjadi 18,9% pada tahun 2023,  atau berkurang sekitar 2,2% dari tahun sebelumnya yakni sebesar 21,1%.

Angka ini bahkan berada jauh di bawah angka nasional.

Dimana berdasarkan Survei Kesehatan Indonesia (SKI) tahun 2023, prevalensi stunting nasional sebesar 21,5 persen, atau hanya turun 0,1 persen dibanding tahun 2022. 

Ini tentu bukan sesuatu yang menggembirakan, mengingat target nasional penurunan stunting tahun 2023 adalah 18 persen dan tahun 2024 menjadi 14 persen. 

Angka 18,9% prevalansi stunting stunting ini menunjukkan komitmen kuat dari pimpinan/kepala daerah Sumut dan kerjasama semua pihak, baik OPD TPPS, lintas OPD, perguruan tinggi, organisasi masyarakat sipil, dunia usaha, media massa, hingga lembaga internasional seperti USAID ERAT yang selama ini telah memberikan perhatian terhadap upaya percepatan penurunan stunting di Sumatera Utara. (ts-02)

Ayo baca konten menarik lainnya dan follow kami di Google News.